Ribuan Orang Hadiri Pemakaman Korban Penembakan Chapel Hill

Ayah korban penembakan Chapel Hill, Namee Barakat (tengah)
Sumber :
  • REUTERS/Chris Keane
VIVA.co.id -
Pembunuh Tiga Pemuda Muslim di AS Bisa Dihukum Mati
Ribuan pelayat pada Kamis kemarin berkumpul di Universitas North Carolina untuk menghadiri pemakaman tiga mahasiswa Muslim yang ditembak di kediamannya pada hari Selasa lalu. Menurut informasi dari polisi, total terdapat 5.500 orang yang turut hadir dan memberikan penghormatan terakhir.

Akhirnya Obama Bicara Penembakan 3 Mahasiswa Muslim

BBC
Inikah Pemicu Pembunuhan Tiga Warga Muslim di AS?
edisi Kamis, 12 Februari 2015 melansir, jasad ketiga korban dimakamkan di area pemakaman Muslim di luar area Raleigh, North Carolina. Pemakaman digelar usai keluarga menggelar upacara penghormatan tertutup.

Usai disalatkan, puluhan orang mengangkat peti mati dan dibawa menggunakan mobil pembawa jenazah ke lokasi pemakaman.


"Ini merupakan upacara pemakaman yang pernah saya hadiri. Kendati acara telah selesai, warga tetap berdatangan, ini sangat ajaib," ungkap seorang pelayat Nisrin Shabin.


Sebelumnya, pada Rabu malam, digelar acara penghormatan di Universitas North Carolina di mana civitas mahasiswa menyalakan lilin. Pada acara itu, ayah Deah, Namee Barakat begitu terpukul. Dia tidak berhenti menitikkan air mata menangisi kepergian putranya yang tengah menuntut ilmu di fakultas kedokteran gigi.


Sementara, publik tetap tidak mempercayai motif penembakan brutal itu hanya disebabkan konflik perebutan tempat parkir. Menurut koresponden
BBC
, Rajini Vaidyanathan, publik meyakini bahwa pemicu pelaku menembak ketiga korban karena adanya kebencian terhadap Islam.


"Warga kerap mengatakan kepada saya hal serupa berulang kali. Agama korban tidak bisa dipisahkan begitu saja dari konteks tindak kejahatan ini," ungkap Vaidyanathan.


Terlebih di area Chapel Hill, tempat ketiga korban tinggal, merupakan wilayah yang sangat bersahabat dan sesuai untuk dihuni oleh mahasiswa. Di sana, semua orang dianggap sebagai tetangga dan keluarga. Di area itu, juga menjadi lokasi beberapa universitas dan perusahaan teknologi serta sains.


"Warga mengatakan Chapel Hill merupakan tempat yang toleran dan terbuka terhadap berbagai perbedaan," imbuh Vaidyanathan.


Warga yang tinggal di Chapel Hill tidak percaya, jika ketiga korban terpancing emosinya hanya karena perebutan tempat parkir. Beberapa orang mengenal Deah dan Yusor sebagai pribadi yang pintar, mahasiswa yang menyenangkan dan pekerja keras. Mereka juga menyukai olahraga.


Selain itu, ujar Vaidyanathan, mahasiswa lainnya mengenal mereka sebagai individu yang baik dan tidak egois.


Sementara, Kepala Polisi Chapel Hill, Chris Blue, berjanji akan menyelidiki semua petunjuk yang ada. Termasuk adanya kemungkinan kebencian terhadap agama tertentu yang menjadi pemicu.


Aksi pembunuhan itu turut dikritik oleh publik, sebab media besar di Amerika Serikat absen memberitakannya. Maka, muncullah tagar #MuslimLivesMatter yang menjadi trend di seluruh dunia. Tagar tersebut disebut di media sosial sebanyak 100 ribu kali paska insiden penembakan.


Baca juga:




Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya