China Rayakan Imlek dengan Lebih Sedikit Kembang Api

Penjual dekorasi tradisional di China jelang Imlek
Sumber :
  • REUTERS/Kim Kyung-Hoon

VIVA.co.id - Perayaan Tahun Baru China akan menjadi masa tidak menyenangkan bagi Ding Shen, pemilik toko kembang api berusia 34 tahun di Shanghai, yang seperti pengusaha China lain terkena dampak pelambatan ekonomi.

"Jika Anda tidak punya uang, Anda tidak akan membeli kembang api," kata Ding, yang dikutip Reuters, Jumat, 13 Februari 2015. Kembang api merupakan bagian esensial dari perayaan Tahun Baru China atau Imlek.

Sekalipun begitu, kembang api telah menjadi salah satu daftar pengeluaran yang mudah dipangkas banyak orang. "Penjualan domestik kami turun sebesar 40 persen, alasan utamanya adalah pelambatan ekonomi," kata Ding.

Pengakuan yang sama dikeluarkan pembuat dan penjual kembang api lain. Bagi banyak orang China, 2015 terlihat kurang menjanjikan dibandingkan tahun sebelumnya, dengan pertumbuhan ekonomi hanya 7,4 persen.

Itu merupakan tingkat pertumbuhan terendah di China dalam 24 tahun terakhir. Disertai melemahnya pasar properti, inflasi, juga menurunnya permintaan domestik dan luar negeri.

Selain kembang api, aksi memperketat ikat pinggang yang dilakukan konsumen juga berdampak pada pasar daging. Harga daging babi yang biasanya melonjak jelang Imlek, tahun ini justru anjlok.

"Biasanya perusahaan membagikan hadiah-hadian, termasuk produk daging babi. Tapi itu telah menurun signifikan tahun ini," kata Pan Chenjun, analis senior dari Rabobank.

Zhu Xiaochao, manajer restoran Xiao Nan Guo yang memiliki 18 restoran dalam jaringan mereka, mengatakan pesanan tempat masih sangat tinggi untuk Malam Imlek, pada 18 Februari.

Tapi, sebutnya, para konsumen memilih paket menu yang lebih murah. Di internet, beberapa bloger mengeluh tentang bonus Imlek yang mereka terima, di mana biasanya uang tunai dalam amlop merah yang mereka sebut "angpao."

"Perusahaan kami memberi bonus tiga kotak apel untuk dibagi enam orang. Apa ini?" ujar seorang pengguna Weibo bernama Duzuo Chitang.

Bursa Asia Pasifik Masih Diselimuti Aura Imlek

Baca juga:


Usai Imlek, Sebagian Bursa Asia Dihantui Risiko

Tahun baru Imlek di China

Penjualan Ritel di China Naik 11,2% Selama Musim Libur Imlek

Selama satu minggu warga China menghabiskan waktu bersama keluarga.

img_title
VIVA.co.id
15 Februari 2016