PM Abbott Ingatkan Indonesia Soal Bantuan Bencana Tsunami

Perdana Menteri Australia, Tony Abbott
Sumber :
  • REUTERS/Sean Davey
VIVA.co.id -
Johan Budi Harusnya Tanggapi Laporan Haris Azhar
Jelang pelaksanaan eksekusi mati terhadap dua gembong Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, Pemerintah Australia kian gencar membuat pernyataan bernada provokatif. Bahkan, hingga mengarah ke pernyataan yang mengancam hubungan bilateral.

Dua Tahun Haris Azhar Simpan Rahasia Freddy Budiman

Dilansir dari harian
Polri, TNI dan BNN Diminta Cabut Laporkan Haris Azhar
The Guardian Australia, Perdana Menteri Tony Abbott hingga mengungkit-ungkit kembali bantuan bencana tsunami yang pernah dihibahkan Negeri Kanguru pada tahun 2004 lalu. Abbott berharap, Pemerintah RI bisa mengampuni Chan dan Sukumaran, karena dulu pernah menghibahkan bantuan senilai AUD$1 miliar.

"Mari kita tidak melupakan bahwa beberapa tahun lalu ketika Indonesia dilanda bencana tsunami, Australia memberikan bantuan senilai AUD$1 miliar. Kami mengirimkan kontingen pasukan dalam jumlah besar untuk membantu Indonesia dengan misi kemanusiaan," papar Abbott.


Bahkan, ujar Abbott, warga Australia rela mengorbankan nyawanya dalam kampanye untuk membantu Indonesia itu.


"Saya akan mengatakan kepada warga dan Pemerintah Indonesia, kami Australia akan selalu ada untuk membantu Anda. Oleh sebab itu kami berharap Anda akan melakukan hal serupa saat ini," imbuh Abbott.




Sementara, pada Selasa kemarin, Kejaksaan Agung memastikan eksekusi mati tahap kedua tidak akan dilakukan pada bulan Februari. Sebab, tempat untuk melakukan eksekusi tidak cukup untuk menampung napi mati.


Abbott menyebut penundaan itu sebagai tanda yang positif dan berharap Pemerintah Indonesia akan menyadari nilai dan kepentingan terbaiknya dengan cara tidak melakukan eksekusi tersebut.


"Apa yang kami lakukan (memohon pengampunan.red) tidak sesering yang dilakukan oleh Indonesia untuk warganya. Jika itu benar dan sesuai bagi Indonesia membuat perwakilan ini, maka benar juga bagi negara kami untuk membuat perwakilan dan bagi mereka untuk juga diperhatikan," kata pemimpin Partai Liberal itu.


Dia menambahkan, jika Pemerintah RI tetap bersikeras mengeksekusi Chan dan Sukumaran, maka Negeri Kanguru siap menunjukkan rasa ketidaksukaannya.


"Dalam artian bahwa kami kecewa dengan eksekusi tersebut," imbuh Abbott.


Selain Abbott, Menteri Luar Negeri, Julie Bishop menyambut baik rencana penundaan eksekusi mati terhadap Chan dan Sukumaran.


"Rencana apa pun yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk menunda eksekusi Chan dan Sukumaran, maka akan menjadi sebuah kelegaan dan keluarga mereka," kata Bishop kepada stasiun berita
ABC News
pada hari ini.


Dengan adanya penundaan eksekusi, lanjut Bishop, maka memberikan sebuah kesempatan dengan Pemerintah Indonesia untuk terus melanjutkan perwakilan mereka hingga ke tingkat tertinggi. Sementara, pemimpin Partai Buruh, Bill Shorten, mengatakan dengan adanya penundaan eksekusi mati, maka dapat dijadikan sebagai sebuah peluang untuk membangun sebuah diskusi yang konstruktif. Tujuannya, untuk menghindarkan dua gembong Bali Nine itu dari eksekusi mati.


Baca juga:



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya