- ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana
VIVA.co.id - Juru bicara Wakil Presiden, Hussain Abdullah membenarkan, eksekusi mati tahap kedua ditunda.
Eksekusi rencananya akan dilaksanakan bulan ini. Namun, rencana itu ditunda karena alasan teknis. Penundaan berlangsung antara tiga pekan hingga satu bulan.
"Namun, Pak JK menyebut eksekusi mati akan tetap dilakukan. Penundaan ini bukan berarti pembatalan eksekusi," ujar Hussain kepada VIVA.co.id melalui sambungan telepon, Jumat, 20 Februari 2015. .
Sebelumnya, hal yang sama pernah disampaikan JK ketika dihubungi Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop pada Kamis siang kemarin. Menurut Hussain, alasan Bishop menghubungi JK bukan karena ingin melobi mengenai eksekusi Bali Nine. Tetapi, karena ingin mengklarifikasi pernyataan Perdana Menteri Tony Abbott, Rabu lalu.
Pemimpin Partai Liberal itu benar-benar kebakaran jenggot karena setiap upayanya membentur tembok. Bahkan, sampai bantuan tsunami yang pernah dihibahkan oleh Australia tahun 2004 lalu senilai AUD$1 miliar diungkit-ungkit.
Bishop menyampaikan terima kasih karena masih memberikan waktu bagi Myuran Sukumaran dan Andrew Chan untuk berkumpul bersama keluarga. Kepala Penerangan Umum Kejaksaan Agung, Tony Spontana mengatakan, penundaan eksekusi dilakukan karena lokasi eksekusi tak cukup untuk menampung lebih dari lima orang terpidana hukuman mati.
Tony juga tidak berkomentar soal pernyataan JK yang membenarkan adanya penundaan hingga 1 bulan. "Yang perlu untuk digarisbawahi yakni eksekusi akan tetap dilakukan," kata Tony.
Setali tiga uang, Presiden Joko Widodo di Istana Bogor hari ini menegaskan hal serupa. Dia mengisyaratkan eksekusi mati akan tetap dilaksanakan.
Baca juga: