Jepang Bentuk Badan Intelijen Mirip CIA

Ilustrasi polisi rahasia Jepang pada masa Perang Dunia II
Sumber :

VIVA.co.id - Pembunuhan dua warga negaranya oleh ISIS beberapa pekan lalu membuat Jepang kian mantap membentuk badan intelijen baru. Ini agar mereka dapat menangani ancaman terorisme secara lebih baik.

Salah satu persoalan utama yang dihadapi Jepang saat ini adalah bagaimana mengatasi ketergantungan mereka pada badan-badan intelijen asing untuk memperoleh informasi di luar negeri.

Laman Sydney Morning Herald, Sabtu, 21 Februari 2015, mengungkapkan, untuk pertama kalinya sejak Perang Dunia II, Jepang mendirikan unit intelijen untuk mencegah serangan terorisme.

Pendirian badan intelijen itu sekaligus akan dimanfaatkan Jepang untuk memata-matai China dan Korea Utara (Korut). Unit itu dibuat dibawah Kantor Informasi dan Penelitian Kabinet atau Naicho.

Unit intelijen itu akan beroperasi merujuk pada badan intelijen negara-negara Barat, seperti CIA milik Amerika Serikat (AS), MI6 Inggris dan badan intelijen Australia.

Pengembangan kemampuan intelijen Jepang itu terungkap melalui data diplomatik AS, yang dibocorkan Wikileaks pada The Age. Jepang dikenal memiliki jaringan intelijen yang kuat pada masa PD II.

Setelah PD II, pemerintah Jepang tidak lagi berniat membangun badan intelijen, karena khawatir dengan resiko diplomatik. Tapi situasi mengalami perubahan sejak 2008.

Jepang Tangguhkan Pembangunan Pangkalan Militer AS

Direktur Naicho Hideshi Mitani dalam diskusi dengan Randall Fort, kepala biro intelijen dan penelitian Departemen Luar Negeri AS, Oktober 2008, mengungkap keputusan untuk membangun kemampuan intelijen.

Laporan rahasia dari Kedubes AS di Tokyo pada Washington, menyebutkan bahwa pendirian unit intelijen akan dilakukan perlahan, karena Jepang menyadari kurangnya pengetahuan, pengalaman dan aset atau personel.

Kepala badan keamanan internal Toshio Yanagi, mengatakan pada Fort, bahwa prioritas kegiatan intelijen Jepang adalah China dan Korut, serta pengumpulan informasi untuk mencegah serangan teroris.

Sumber intelijen Australia mengatakan, bahwa mereka dan CIA akan mendukung unit intelijen Jepang. "Orang Jepang dapat pergi ke berbagai tempat lebih mudah dari kami," kata seorang analis Australia.

Dia menambahkan bahwa Jepang akan kembali menjadi pemain utama dalam dunia intelijen, terutama di China dan Asia Tenggara. (ren)

Simak Juga:

Polisi Tokyo: 2 WNI Diduga Langgar Perdagangan Internasional
Pulau Senkaku / Diaoyu di Laut China Timur

Pantau China, Jepang Bangun Radar Dekat Laut China Timur

Langkah ini sebagai jawaban atas pulau yang disengketakan.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2016