Brasil: Perdagangan dengan Indonesia Tidak Sampai 1 Persen

Presiden Brasil, Dilma Rousseff.
Sumber :
  • REUTERS/Joedson Alves

VIVA.co.id - Presiden Brasil, Dilma Rousseff, menerima surat mandat dari duta besar El Salvador, Panama, Venezuela, Senegal dan Yunani, tapi menolak mandat Dubes Indonesia, Toto Riyanto, Jumat, 23 Februari 2015 lalu.

"Kami pikir penting untuk adanya evolusi dalam situasi, bagi kami untuk memperoleh beberapa kejelasan tentang hubungan (bilateral)," kata Rousseff, yang dikutip dari Brazil Post.

Dia mengklaim bahwa yang dilakukan Brasil hanya sedikit penundaan, dalam menerima surat mandat dubes Indonesia. Perlakuan Brasil itu dinilai telah mencoreng harga diri Indonesia.

Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, Selasa, 24 Februari 2015, mengatakan Indonesia memiliki posisi tawar lebih besar ketimbang Brasil. Karena Indonesia banyak mengimpor produk dari negara Amerika Selatan itu.

"Kita juga bisa mengurangi impor dari Brasil, termasuk alutsista," kata Kalla. Namun, tampaknya ucapan Kalla lebih terdengar seperti retorika, karena Rousseff justru tidak khawatir dengan ancaman perdagangan.

Dua Tahun Haris Azhar Simpan Rahasia Freddy Budiman

Rousseff yang dikutip Wall Street Journal, Minggu, 22 Februari 2015, mengatakan insiden penolakan mandat dubes Indonesia tidak akan menyebabkan dampak negatif. Pasalnya, perdagangan Brasil dengan Indonesia hanya $4 miliar atau Rp51 triliun pada 2014.

Jumlah itu disebutnya tidak sampai 1 persen dari total perdagangan Brasil dengan negara-negara lain sebesar $454 miliar atau Rp 5.871 triliun. Terhentinya perdagangan dengan Indonesia, tidak akan banyak berpengaruh. (one)

Simak Juga:


Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar

Johan Budi Harusnya Tanggapi Laporan Haris Azhar

Kepolisian harusnya tenang dan tidak mempermasalahkan Haris Azhar.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016