Komunitas Muslim Tuding PM Australia Sebar Pesan Perpecahan

Perdana Menteri Australia, Tony Abbott
Sumber :
  • REUTERS/Sean Davey
VIVA.co.id -
Pelecehan Seksual Bayangi Anak Pengungsi di Australia
Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, kembali menjadi sorotan karena ucapannya. Kali ini, pemimpin Partai Liberal itu dianggap menyinggung komunitas Muslim saat menyampaikan pidato mengenai keamanan nasional pada Senin kemarin di gedung parlemen.

Australia Siapkan Program 5.000 Doktor untuk Indonesia

Stasiun berita
Indonesia Ajarkan Australia Cara Tangani Terorisme
Channel News Asia , Selasa, 24 Februari 2015 melansir, pada Senin kemarin dia meminta agar pemimpin komunitas Muslim benar-benar bertindak untuk berkontribusi terhadap perdamaian. Seolah-olah Abbott menyebut, selama ini pemimpin Muslim hanya berbasa basi ketika menjelaskan Islam sebagai agama perdamaian.


"Semua orang, termasuk para pemimpin komunitas Muslim harus berbicara lebih jelas karena, kekerasan apa pun, maka hal tersebut menjadi pelecehan terhadap semua agama," ungkap Abbott di Canberra.


Mengetahui hal itu, Dewan Islam di negara bagian Victoria, yang mewakili lebih dari 150 ribu kaum Muslim di Australia, mengaku kecewa. Juru bicara organisasi itu, Kuranda Seyit, kurangnya informasi atau apresiasi terhadap para pemimpin komunitas Muslim dan sukarelawan justru memicu kebencian yang lebih luas antar komunitas.


"Kami terus mendorong agar PM untuk bercermin terhadap nilai-nilai yang dia dorong dengan memanfaatkan kalimat inklusif ketimbang bahasa yang dapat memecah belah," kata Seyit.


Dia juga menyerukan agar komunitas Muslim lainnya menekan Abbott untuk mempromosikan persatuan nasional dan tak lagi mengkambinghitamkan salah satu komunitas di masyarakat Australia. Ketika diklarifikasi, Abbott berdalih maksud kalimatnya itu karena dia begitu bahagia lebih banyak lagi pemimpin kelompok Muslim yang berbicara melawan tindak kekerasan.


"Namun, saya mengeaskan jika kalian ada di Australia, maka Anda harus menjadi bagian dari tim kami. Anda harus ikut berjanji bahwa Anda menghargai arti kewarganegaraan yang diberikan," kata Abbott kepada stasiun televisi Nine Network.


Dia menambahkan, tidak cukup untuk mengatakan hal yang baik.


"Anda juga harus benar-benar serius terhadap kalimat tersebut dan terkadang pemerintah harus memaksa untuk melakukan hal yang benar," imbuh dia.


Pernyataan itu dikeluarkan paska Sydney dirundung serangan teror pada Desember lalu. Akibatnya, semakin banyak warga Australia yang khawatir telah terjadi radikalisasi di kalangan Muslim di Australia.


Pada Senin kemarin, Australia juga mengumumkan kebijakan keamanan baru untuk mengatasi ancaman dari kelompok ekstrimis. Beberapa kebijakannya antara lain mencabut dwi kewarganegaraan yang terkait tindak terorisme dan razia terhadap para pemimpin agama yang menyebar pesan kebencian.


Baca juga:








Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya