Bantu Remaja Inggris Gabung ISIS, Turki Tangkap Intel Kanada

Remaja putri Inggris yang bergabung dengan ISIS di Suriah
Sumber :
  • REUTERS

VIVA.co.id - Menteri Luar Negeri Turki, Mehmet Cavusoglu, mengungkap bahwa seorang agen intelijen dari negara yang terlibat aktif dalam perang melawan ISIS, membantu tiga gadis Inggris bergabung dengan ISIS di Suriah.

Dikutip dari laman Turki, Daily Sabah, Kamis, 12 Maret 2015, Cavusoglu menolak untuk menyebut nama negara itu. Namun, sumber yang dekat dengan pemerintah, mengatakan tersangka bekerja untuk intelijen Kanada.

"Kami diinformasikan oleh Inggris, tentang tiga gadis yang bergabung dengan ISIS. Ditemukan ternyata seseorang membantu mereka dan orang itu tertangkap," kata Cavusoglu, saat berbicara tentang militan asing yang menyusup ke Suriah melalui Turki.

Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan, agen itu kini dalam penahanan, sedangkan penyelidikan masih dilanjutkan. Disebutkan bahwa tersangka bukan warga Kanada, tapi bekerja untuk agen intelijen Kanada.

Menteri Keamanan Publik Kanada, Steven Blaney, yang bertanggung jawab untuk badan intelijen, mengeluarkan pernyataan singkat yang menyebut telah mengetahui tentang laporan itu, tapi tidak akan memberi penjelasan.

"Kami tidak berkomentar untuk masalah operasional keamanan nasional," katanya. Pernyataan untuk merespons Cavusoglu juga disampaikan Kantor Diplomasi Publik Perdana Menteri Kanada.

Disebutkan bahwa penangkapan agen intelijen asing, memperlihatkan persoalan konflik yang melibatkan perang intelijen. Cavusoglu mengatakan, negara-negara harus meninjau kembali hukum mereka untuk mencegah arus militan asing.

Kasus bergabungnya tiga remaja Inggris dengan ISIS, Shamima Begum (15), Amira Abase (15), dan Kadiza Sulatan (16), pada Februari lalu, telah memicu aksi saling tuding antara Inggris dan Turki.

Berusaha melempar tanggung jawab, polisi Inggris mengklaim telah memberi informasi pada otoritas Turki, segera setelah ketiga gadis itu tiba di Istanbul. Sementara itu, otoritas Turki menyebut pemberitahuan baru diterima tiga hari kemudian.

Kemudian, Perdana Menteri Inggris, David Cameron, menuding maskapai Turkish Airlines, karena membiarkan ketiga gadis itu melakukan penerbangan ke Istanbul. Sebaliknya, maskapai mengatakan tugas keamanan Inggris untuk memeriksa penumpang.

Dukcapil Jakarta Sebut 8,3 Juta Warga Akan Ganti KTP Saat DKI Berubah Jadi DKJ

![vivamore="Baca Juga :"]

[/vivamore]
KSAD Tegaskan TNI AD Tegak Lurus Selama Masa Transisi Kepimpinan Presiden Jokowi
Remaja putri Inggris yang bergabung dengan ISIS di Suriah

Cara Agen Intelijen Kanada Menyusupkan Militan ke Suriah

Rashed juga mengatur pengiriman uang dari simpatisan ISIS.

img_title
VIVA.co.id
16 Maret 2015