Sejuta Orang Turun ke Jalan Tuntut Presiden Brasil Dipecat

Sedikitnya satu juta orang tuntut dipecatnya Presiden Brasil
Sumber :
  • REUTERS/Paulo Whitaker
VIVA.co.id
Banjir Besar di Brazil, 160 Ribu Orang Mengungsi
- Sekitar satu juta orang turun ke jalan di kota-kota Brasil, Minggu, 15 Maret 2015 waktu setempat. Mereka memprotes terpuruknya perekonomian, kenaikan harga dan korupsi, bahkan menuntut dipecatnya Presiden Dilma Rousseff.

Dubes Toto Serahkan Surat Kepercayaan ke Presiden Brasil

Dikutip dari
Brasil Tak Lagi Permasalahkan Hukuman Mati di RI
Reuters , Senin, 16 Maret 2015, Dilma yang menganggap perdagangan Brasil dan Indonesia tidak cukup berarti nilainya, saat ini dalam tahun periode keduanya sebagai presiden.


Sekalipun dengan ekonomi yang stagnan dan skandal korupsi dalam lima tahun pemerintahannya, posisi Dilma yang baru terpilih kembali lima bulan silam, dinilai masih aman dari pemecatan.


Tapi besarnya aksi protes, Minggu, memperlihatkan polarisasi di Brasil, dengan meningkatnya ketidakpuasan publik atas kepemimpinan Dilma, yang meraih kemenangan dengan dua putaran pilpres.


Pada konferensi pers, Minggu malam, dua anggota kabinet Dilma mengaku hak para pemrotes, tapi menepis perlunya aksi protes. Mereka menilai demonstrasi sebagai ekspresi pihak oposisi yang kalah.


Seorang asisten Dilma, Miguel Rossetto, juga mendiskreditkan seruan pemecatan presiden. Dia mengkritik apa yang disebutnya upaya oposisi untuk melakukan kudeta.


Aecio Neves, rival kuat Dilma dalam pilpres Oktober 2014, mengatakan demonstrasi menandai satu hari, ketika rakyat Brasil turun ke jalan untuk bersatu kembali dengan nilai-nilai dan mimpi mereka.


Aksi protes berjalan damai, dibandingkan demonstrasi massal pada 2013, ketika rakyat Brasil memprotes miliaran dolar yang dihabiskan untuk persiapan Piala Dunia 2014, di tengah terpuruknya perekonomian.


Tapi jumlah pemrotes diperkirakan sama, bahkan lebih luas dalam hal wilayah. Di Sao Paulo saja, polisi mengatakan ada satu juta orang turun ke jalan di sekitar Avenida Paulista.


"Rakyat merasa dikhianati," kata Diogo Ortiz, pekerja berusia 32 tahun, yang menyebut skandal Petrobas sebagai aib nasional dan internasional. (ren)

![vivamore="
Baca Juga
:"]

[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya