TKI Tewas di Hong Kong Akibat Tertimpa Beton

Demonstran berunjuk rasa soal kematian Elis
Sumber :
  • SCMP/David Wong

VIVA.co.id - Seorang buruh migran asal Indonesia bernama Elis Kurniasih dilaporkan tewas pada Senin malam kemarin, karena tewas tertimpa beton seberat 60 kilogram.

Usai Memilih Mualaf, Davina Karamoy Belum Siap Kenakan Hijab

Wanita berusia 33 tahun itu tertimpa beton ketika berada di lantai dua rumah penampungan sebuah agen pengerah tenaga kerja bernama Sunlight.

Harian Hong Kong, South China Morning Post (SCMP), edisi Selasa 17 Maret 2015, melansir bahwa Elis tinggal di sana, sebelum akhirnya disalurkan bekerja di kediaman majikan. Menurut juru bicara Komite Pekerja Migran Domestik, Eni Lestari, peristiwa itu bukan sebuah kecelakaan melainkan pembunuhan.

Elis meninggal, setelah dirawat di Rumah Sakit Pamela Youde Nethersole setelah dirawat lima hari. Sebelumnya, tiga kali operasi dan amputasi di bagian kaki kiri.

"[kematian Elis] karena para majikan, agen dan pemerintah yang tidak mendukung kami," ujar Eni, ketika berdemonstrasi di depan kantor penampungan milik Sunlight di North Point.

Eni berunjuk rasa tidak seorang diri tetapi bersama puluhan aktivis buruh migran dan TKI lainnya. Mereka berteriak slogan agar keadilan segera ditegakkan. "Keadilan bagi Elis. Tuntut agen!," teriak mereka.

Beberapa pemimpin pengunjuk rasa juga menempelkan poster di luar kantor agen Sunlight.



Tidak Layak

Di antara puluhan demonstrasi, terdapat TKI bernama Rimas yang lima tahun lalu pernah tinggal di rumah penampungan itu. Menurut Rimas, tempat tersebut merupakan tempat paling buruk yang pernah dia huni.

Dia mengenang biaya sewa yang harus dibayar di sana selama dua pekan tinggal mencapai HK$3.000 atau setara Rp5 juta. Namun, dia hanya diberi nasi dan sayur untuk dikonsumsi. "Saya harus membeli makanan dari luar," ujarnya.

Sementara itu, di tempat lain, biaya sewa hanya mencapai 10 persen dari tarif yang dikenakan oleh Sunlight.

"Ada sekitar 30 hingga 40 [buruh migran] dalam satu kamar. Semuanya harus tidur di sebuah matras, atau jika matras telah habis, mereka terpaksa tidur di lantai," kata Rimas.

Belum lagi dari puluhan penghuni hanya terdapat satu toilet. Sisa satu toilet lagi hanya boleh digunakan oleh staf.

Namun, dia mengaku tidak bisa mengomentari kematian Elis, karena ruangannya terletak di gedung berbeda.

Juru bicara untuk Badan Koordinasi Migran Asia, Eman Villanueva, menyerukan kepada Pemerintah Hong Kong, agar segera menghapus sistem menggunakan agen, sehingga para majikan bisa langsung memilih dan mempekerjakan buruh migran. (asp)

![vivamore="
Diusung PKS jadi Bakal Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono: Kerja Berat Menanti Saya
Baca Juga :"]
Joe Biden Sahkan Undang-undang yang Membuat Tiktok Terancam Diblokir




[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya