Koki Asal Indonesia Jualan Sate di AS Pakai Truk

Food truck sate di Amerika Serikat
Sumber :
  • share.america.gov

VIVA.co.id - Bagi warga Indonesia yang bermukim di Virginia namun rindu masakan khas Tanah Air, tidak perlu lagi khawatir. Sejak beberapa waktu lalu, terdapat sebuah restoran yang menyajikan masakan khas Indonesia dan dimasak langsung oleh koki asal RI pula.

Dikutip dari laman Share America, Rabu, 18 Maret 2015, salah satu menu masakan yang dijual koki Martin Setiantoko yakni sate.

Jokowi ke AS, Bahas Kemerdekaan Palestina dan Terorisme

Bukan disajikan di restoran. Martin memilih untuk menjual masakan asli Indonesia itu dengan menggunakan truk. Maka jadilah, Martin dan timnya menjajakan sate dengan menggunakan konsep food truck.

Strategi untuk memasarkan satenya pun tergolong unik. Martin langsung memilih tempat yang banyak pengunjung, dan langsung memasak di tempat.

Sebelum berjualan, dia telah menyiapkan bahan-bahan terbaik untuk membuat satenya memiliki cita rasa tinggi. Menurut Martin, dengan memasak langsung di truk akan lebih mudah menarik pembeli. Bau sate yang khas ketika dibakar membuat indera penciuman pembeli tergoda untuk mencicipi.

Martin mengaku, strateginya itu jitu menarik pembeli. Setiap jam makan siang, pembeli antre untuk membeli satenya. Dia mengatakan tidak menggunakan metode publikasi lainnya.

"Itulah indahnya mengenai truk makanan. Anda tidak perlu melakukan pemasaran," kata Martin.

Dia mengatakan memiliki dua truk. Truk itu dibelinya usai bekerja banting tulang dan keuntungan dari restoran di Virginia. Kini, pemasukan terbesarnya justru datang dari food truck itu.

Awal kisah

Kisah pedagang sate ini berawal ketika mempelajari ilmu kuliner di sebuah sekolah di Malang. Memiliki restoran sudah jadi impiannya sejak lama.

Martin kemudian pindah ke New York di usia 24 tahun. Saat itu dia hanya mengantongi uang US$150 atau Rp1,9 juta. Kendati impiannya jauh dari kenyataan, Martin tidak menyerah.

Dia bekerja sambilan sebagai tukang cuci piring selama lima tahun agar bisa memiliki uang untuk membuka restoran pertamanya.

Keinginannya punya restoran akhirnya tercapai. Namun, Martin mengaku tidak langsung dapat untung. Bahkan dia sempat bangkrut. Hingga memasuki tahun ketiga, keuntungan mulai diperoleh. Dari sanalah dia kemudian memutuskan untuk membeli dua truk.

Kini, tantangan yang dihadapi Martin yaitu mengelola waktu secara baik. Sebab, restoran dan truk harus tetap berjalan di waktu bersamaan, dan butuh pengawasannya langsung.

Selain itu, dia juga harus bisa membagi waktunya dengan tepat untuk bisa mengawasi ketiga tempat usahanya tersebut. Kendati usahanya ini kerap membuat pusing kepala, namun imbalannya setimpal.

"Melihat orang antre untuk mencoba makanan saya, semua pengorbanan itu benar-benar setimpal," kata Martin. (ase)

AS Lega RI Berniat Gabung ke TPP
![vivamore=" Baca Juga
Washington Post Salah Tulis, Ryamizard Disebut Presiden RI
:"]



[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya