Penutupan Radio VoA Pukulan Bagi Radio Indonesia

Ilustrasi Radio VoA Siaran Indonesia
Sumber :
  • VoA
VIVA.co.id
Banyak Orang Salah Kaprah pada Radio VoA Indonesia
- Pemimpin Redaksi Radio Sindo Trijaya, Gaib Maruto Sigit, mengatakan ditutupnya radio Voice of America (VoA) siaran Indonesia, akan menjadi pukulan berat bagi radio-radio di Indonesia, terutama di daerah.

Pengakuan Chandrika Chika ke Ibunya: Gak Tau Vape yang Dihisap Ada Narkobanya

"VoA tidak sekadar memberikan konten pada kita, radio di Jakarta dan daerah-daerah lain. Mereka juga memberikan bimbingan teknis, yang merupakan manfaat luar biasa sekali," kata Gaib, Minggu, 22 Maret 2015.
Viral Bule Kanada Ungkap Pengalaman Nikah dengan Wanita Indonesia: Mereka yang Terbaik


Selain konten, Gaib menyebut VoA juga memberikan pelatihan teknis siaran, tentang media sosial untuk radio, serta teknis bagaimana memodernisasi radio. "Mereka kumpulkan radio dari Sabang sampai Merauke," ucapnya.

"Pelatihan yang semestinya menjadi tanggung jawab pemerintah melalui Kominfo (Kementerian Komunikasi dan Informasi), tidak pernah dilakukan, justru diberikan oleh VoA," ujar Gaib.


Kabar penutupan radio VoA Indonesia disebut Gaib membuat radio-radio di Indonesia terkejut, karena manfaat serius yang diperoleh melalui kerja sama mereka selama ini bakal terhenti.


"VoA memberikan konten khusus untuk program radio Sindo Trijaya
, start your day with VoA (SYD)
. Itu program unggulan kami di pagi hari (pukul 05.30-06.00 WIB)," kata Maruto.


Pada dokumen pengelola VoA pada Kongres AS setebal 66 halaman, disebutkan bahwa VoA akan menghentikan layanan siaran di beberapa negara, termasuk Indonesia, yang diklaim bakal menghemat anggaran sebesar US$1 juta.




Penghentian siaran radio VoA Indonesia, disebut karena hasil riset memperlihatkan merosotnya pasar pendengar radio di Indonesia, seiring dominannya televisi, dan semakin populernya media online.


"Survei terkini yang dilakukan oleh Gallup di Indonesia (Februari-April 2014) menunjukkan kecilnya jumlah pendengar radio VOA (1,8 persen), dibandingkan jumlah pemirsa siaran televisi VOA (18,5 persen)," demikian dokumen dari VoA.


Saat ini ada sedikitnya 250 radio di Indonesia, yang menyiarkan program siaran VoA. Gaib menyangsikan hasil riset, yang menyebut turunnya pendengar radio. "Kami tidak bisa membantah, karena harus dengan survei juga," katanya.


"Tapi kami mempertanyakan riset Gallup itu, dilakukan di mana, respondennya siapa. Apakah mereka melakukan survei juga ke daerah-daerah? Di kota-kota seperti Jakarta pun tren radio justru sedang tumbuh," ujar Gaib.


Disebutkan oleh Gaib, beberapa investor asing justru tengah dalam proses pembelian beberapa radio di Jakarta, yang memperlihatkan tren pertumbuhan radio. Penutupan radio VoA Indonesia, juga mendapat reaksi di media sosial.


Tingginya partisipasi publik, terutama dari daerah-daerah di Indonesia, menurut Gaib memperlihatkan bagaimana pentingnya kerjasama radio VoA Indonesia dengan radio-radio di daerah.


"Membuat program siaran itu mahal, sehingga banyak radio di daerah yang mengandalkan konten-konten dari VoA," ucapnya. Gaib kembali menekankan juga, pentingnya kerja sama dalam hal bimbingan teknis.

![vivamore="
Baca Juga
:"]

[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya