Warga Singapura Antre 2 Km Demi Hormati Lee Kuan Yew

Ribuan orang berbaris menyaksikan iringan jenazah Lee Kuan Yew
Sumber :
  • EUTERS/Edgar Su
VIVA.co.id
Tidak Akan Ada Lagi Pemimpin Seperti Lee Kuan Yew
- Ribuan orang Singapura berbaris di jalan-jalan, untuk memberikan penghormatan terakhir bagi jenazah Lee Kuan Yew, saat dibawa ke gedung parlemen, Rabu, 25 Maret 2015.

Lee Kuan Yew Ingatkan agar Pejabat Bersih dari Korupsi

Pendiri Singapura modern itu wafat pada usia 91 tahun, Senin, 23 Maret 2015.
PM Lee: Ini Pekan yang Gelap bagi Singapura
Reuters dalam laporannya, menyebut nama mantan perdana menteri pertama itu terdengar diteriakkan dari arah kerumunan orang-orang.


Peti jenazah yang dibungkus dengan bendera Singapura, dibawa dari Istana di mana terdapat kantor perdana menteri, menuju gedung parlemen diiringi lagu "Auld Lang Syne" yang dimainkan para peniup bagpipe.


Jenazah Lee akan berada di gedung parlemen hingga Sabtu, 28 Maret, sehari sebelum dimakamkan pada Minggu, 29 Maret. Antrean terlihat telah mencapai lebih dari dua kilometer.


Ribuan orang berusaha untuk berada dalam barisan yang dilewati iringan jenazah. "Ini kesempatan terakhir," kata Mariam Mohammed (52), yang ikut berbaris bersama keluarganya.


"Saya sangat ingin bertemu dengannya, untuk mengucapkan terima kasih secara personal. Tapi saya harap dia tahu, bahwa kami bersyukur atas apa yang telah dia lakukan," kata Mariam.


Menurut Mariam, banyak orang menyebutnya orang yang sangat keras. "Tapi untuk memimpin, Anda memang harus tegas," ucapnya. Orang-orang juga terlihat keluar dari kantor mereka, untuk melihat prosesi pemindahan jenazah.


"Saya pikir penting bagi putra saya untuk mengerti sejarah negara ini. Sejarah tentang seseorang yang mendirikan negara dan membawanya, hingga seperti apa yang ada sekarang ini," kata Nadim van der Ros, pengusaha berusia 37 tahun.


Nadim yang juga suami dari seorang penyanyi populer Singapura, sudah lebih dari satu jam ikut mengantre bersama putranya yang berusia dua setengah tahun, di luar gedung parlemen.


"Kami (dia dan putranya) akan berbicara tentang itu saat dia sudah besar, dan dapat memahaminya," kata Nadim.

![vivamore="
Baca Juga
:"]



[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya