Sumber :
- REUTERS/Olivia Harris/Files
VIVA.co.id
- Putri dari politisi Malaysia Anwar Ibrahim, Nurul Iman Anwar, mengatakan bahwa bila dibandingkan dengan Indonesia, Malaysia telah menjadi negara yang lebih maju dipandang dari segi ekonomi. Namun bila dipandang dari segi demokrasi, Nurul Iman mengatakan, negaranya tertinggal sangat jauh dari Indonesia.
"Kurangnya kesadaran pemerintah terhadap kepentingan demokrasi telah menyebabkan suara rakyat ramai ditekan. Suara rakyat yang dihantar melalui perwakilan di parlemen tidak diindahkan," ujar Nurul Iman di kantor Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu, 4 April 2015.
Nurul Iman juga mengeluhkan kebebasan berekspresi di negaranya yang saat ini menurutnya tengah ditekan. Seorang kartunis bernama Zunar, kata dia, ditangkap dan dikenakan 9 tuduhan telah melakukan penghasutan hanya karena mengirimkan kicauan ke jejaringan sosial Twitter yang isinya mengkritik lembaga peradilan.
Pada tanggal 30 Maret 2015, 3 orang pimpinan media 'The Malaysian Insider' juga ditangkap atas tuduhan telah melanggar Pasal ke-4 Undang-Undang Penghasutan (Sedition Act) tahun 1948, dan Pasal 223 Undang-Undang Komunikasi dan Multimedia tahun 1998.
"Media dibungkam, kritikan dinilai sebagai hasutan, mahasiswa dilarang bersuara, dituduh melanggar tata tertib dan tidak diperkenankan mengikuti perkuliahan," ujar Nurul Iman.
Baca Juga :
Serangan Balik Putri Anwar Ibrahim
Baca Juga :
Malaysia Bebaskan Putri Anwar Ibrahim
"Papa (Anwar Ibrahim) tidak pernah gagal mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan negara mayoritas Muslim yang paling demokratis," ujar Nurul Iman.
Di negaranya, kata dia, keluarganya melaksanakan gerakan March2Freedom untuk membebaskan Anwar karena Anwar telah ditahan oleh pihak berwenang dengan mengacuhkan prinsip-prinsip keadilan. Masyarakat Indonesia yang hendak mendukung gerakan itu bisa mengisi petisi online di http://www.change.org/bebaskanmereka.
Lebih dari sekadar pembebasan ayahnya dari penahanan, Nurul Iman mengatakan, gerakan tersebut merupakan simbolisasi bangkitnya rakyat Malaysia dari pemerintahan otoriter.
"Apa yang lebih penting adalah nilai perjuangan yang beliau (Anwar Ibrahim) tanam dalam diri kami, yaitu kebebasan rakyat secara total," ujar Nurul Iman.
![vivamore="
Baca Juga
:"]
[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
"Papa (Anwar Ibrahim) tidak pernah gagal mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan negara mayoritas Muslim yang paling demokratis," ujar Nurul Iman.