ISIS Kembali Menggeliat, Rebut Beberapa Desa di Irak

Pasukan Irak dan Syiah Bertempur Hadapi ISIS
Sumber :
  • REUTERS/Thaier Al-Sudani
VIVA.co.id
Gelar Operasi Antiteror, Polisi Kanada Lumpuhkan Tersangka
- Setelah Amerika Serikat (AS) mengatakan kekuatan militan ISIS mulai melemah, kelompok radikal itu dilaporkan berhasil merebut beberapa desa di Provinsi Anbar, Rabu, 15 April 2015.

ISIS Klaim Rampas Senjata Milik Tentara AS

Dilansir dari
Militer Mesir Klaim Tewaskan Pentolan ISIS di Sinai
Reuters , Kamis, 16 April 2015, ISIS menyerang polisi Irak di Albu Ghanim, sekitar lima kilometer dari Ibu Kota provinsi Ramadi, memaksa ratusan keluarga mengungsi dari rumah mereka.


Sumber dari kepolisian mengatakan, militan meledakkan kantor polisis di Albu Ghanim, lalu bergerak maju ke arah Ramadi, merebut desa Sofia, Albu Khalifa dan Sor.


Abu Jasmin warga Albu Ghanim yang mengungsi, mengatakan militan ISIS telah membuat pos penjagaan di gerbang masuk desa, serta mengibarkan bendera hitam mereka di sana.


"ISIS menghentikan kami. Kami mengatakan pada mereka, kami pergi karena anak-anak ketakutan. Mereka membiarkan kami pergi, dan kami melihat banyak jenazah polisi dan warga sipil di jalan," kata Jasmin.


Anggota dewan provinsi, Sabah Karhout, mengatakan kurangnya perencanaan, pendanaan dan kekuatan militer, telah menyebabkan beberapa kekalahan (pemerintah) di Anbar.


Sementara Gubernur Anbar, Sohaib al-Rawi, menyalahkan polisi karena menarik diri dari wilayah itu, serta menuntut mereka bertanggungjawab. Tuduhan itu segera dibantah oleh kementerian dalam negeri.


Disebutkan bahwa dua batalion polisi federal telah tiba di Ramadi, Rabu, untuk memperkuat pasukan pemerintah. Banyak wilayah di Anbar telah direbut dari pemerintah, bahkan sebelum ISIS menguasai Mosul, Juni 2014.


Operasi militer besar-besaran yang digelar pasukan Irak, telah berhasil merebut kembali sebagian wilayah dari kendali ISIS, termasuk kota Tikrit. Namun keberhasilan itu memicu persoalan rumit.


Puluhan ribu pasukan Irak memperoleh kemenangan dengan bantuan milisi Syiah, memicu perdebatan sektarian dan resistensi dari beberapa negara Arab, yang khawatir dengan meningkatnya pengaruh Syiah di Irak.


![vivamore="
Baca Juga
:"]

[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya