Indonesia Gandeng Norwegia untuk Bantu Afghanistan

Jumpa pers kerjasama Indonesia, Norwegia dan Afghanistan
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
VIVA.co.id
RI Terima 200 Permintaan Bantuan Negara Lain
- Pemerintah Indonesia menggandeng Norwegia untuk membantu Afghanistan. Pengumuman itu disampaikan Direktur Jenderal Amerika Eropa Kementerian Luar Negeri RI, Dian Triansyah Djani ketika memberikan keterangan pers di Jakarta Convention Centre (JCC), Minggu, 19 April 2015.

Sambangi RI, Sekjen OKI Bahas Upaya Pemberantasan Terorisme

Trian mengatakan jenis bantuan yang diberikan bagi Afghanistan yakni, pembangunan kapasitas dan pelatihan. Kerjasama itu diteken dalam program Selatan Selatan dan Triangular. Pemberian pelatihan itu telah diberikan sejak tahun 2013 lalu.
Megawati: Perang Tak Selesaikan Masalah Timur Tengah


Total ada lebih dari 45 program pembangunan kapasitas dan telah diikuti oleh 337 peserta. Program tersebut terdiri dari bidang kesehatan publik, beasiswa, administrasi pelatihan, pelatihan manajamen bencana, dan diplomatik.


"Untuk Afghanistan, sudah ada pelatihan untuk polisi dan pendidikan. Pada dasarnya prinsip kerjasama triangular sesuai dengan kebutuhan negaranya. Apa yang kira-kira dibutuhkan maka itu yang akan diberikan," papar Trian.


Sejauh ini, pelatihan telah diberikan di bidang pendidikan dan polisi. Indonesia, Trian melanjutkan, akan tetap melakukan kegiatan yang dibutuhkan untuk Afghanistan.


Namun, Trian menegaskan prinsip dalam kerjasama triangular semua pihak harus diuntungkan dan kesetaraan. Indonesia dan Norwegia bisa memberi bantuan, tetapi Afghanistan sudah membagi banyak hal seperti kearifan lokal kepada negara pemberi.


"Jadi, ketika kami ditanya keuntungan dari kerjasama ini bagi Indonesia, maka keahlian yang dimiliki Afghanistan di bidang pertanian misalnya, juga bisa dimanfaatkan. Bentuk keuntungan lainnya dalam hal informasi isu khusus," kata Trian.


Kerjasama semacam ini, kata Trian, telah dilakukan Indonesia dengan mengajak negara lainnya seperti Jerman, Inggris, Jepang dan Belanda. Semua bidang sudah pernah dikerjasamakan.


"Program ini telah kami lakukan sejak tahun 1999 dan lebih dari 99 negara yang telah diajak bekerja sama dengan Indonesia serta melibatkan lebih dari 4.500 peserta," kata dia.


Bahkan, usai program Triangular ini sukses, justru banyak negara yang menginginkan untuk dilakukan program serupa dan diajak bekerja sama.


Sementara itu, Duta Besar Norwegia untuk Indonesia, Stig Travik mengaku bangga bisa membantu Afghanistan. Topik itu turut dibahas oleh Perdana Menteri Erna Solberg ketika bertemu Presiden Joko Widodo pada pekan ini.


Komitmen terhadap Afghanistan, kata Travik, juga ditunjukkan kepada Palestina yang kini menjadi fokus dari pertemuan KAA tahun ini.


Wakil Duta Besar Afghanistan untuk Indonesia, Amanullah Saleem, bersyukur dan berterima kasih atas bantuan yang telah diberikan oleh kedua negara. (ase)




Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya