Irak Berharap Indonesia Ikut Koalisi Berantas ISIS

Menlu RI, Retno Marsudi dan Menlu Irak, Ibrahim al-Jaafari
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
VIVA.co.id
Bidik ISIS, Jet Tempur AS Lancarkan Serangan di Libya
- Menteri Luar Negeri Irak, Ibrahim Al Jafari, berharap Pemerintah Indonesia turut bergabung dengan negara koalisi yang sudah lebih dulu melawan tindak terorisme yang dilakukan kelompok Islamic State of Iraq and al Sham (ISIS). Sebab, apa yang telah dilakukan oleh kelompok pimpinan Abu Bakr al-Baghdadi kejam dan biadad.

Kisah Pahit TKW yang Bekerja di 'Ibukota' ISIS

Ditemui di Jakarta Convention Centre (JCC), semalam, di sela penyelenggaraan acara Konferensi Asia Afrika (KAA), Al Jafari turut mengharapkan Indonesia turut membantu Irak dalam memberantas ISIS.
Pentagon Bohong soal Jumlah Pasukan AS di Irak


"Saya berharap Indonesia juga bergabung dengan koalisi yang melawan terorisme seperti yang telah dilakukan negara lain, seperti Tiongkok, Iran dan lain-lain. Sementara, saat ini bantuan yang sangat dibutuhkan Irak di sektor keamanan, persenjataan, pasukan udara, badan intelijen, dan bantuan kemanusiaan," papar Al Jafari.

Bantuan kemanusiaan dibutuhkan, imbuh dia, lantaran saat ini terdapat dua juta pengungsi di sana. Al Jafari berpendapat tindak kekerasan ISIS harus dilawan dengan menggunakan jalur militer, sebab mereka turut mengerahkan kekuatan militer untuk melakukan perluasan wilayah ke daerah lain.


Selain bantuan militer, Irak turut membutuhkan kehadiran media.


"Sebab, kami tahu ada beberapa media yang selalu berusaha untuk memprovokasi," imbuhnya tanpa menyebut media mana yang kerap digunakan untuk memprovokasi publik.


Dia pun sempat menyinggung adanya keterlibatan warga dari 62 negara dalam kelompok militan tersebut. Namun, Al Jafari menegaskan, adanya warga dari negara mana pun tidak mewakili kebijakan dari negara asalnya.


"Mereka mewakili diri mereka sendiri dan bukan negara," kata pria yang pernah menduduki jabatan sebagai Perdana Menteri di sana.


Dia pun meluruskan, konflik yang melibatkan ISIS, bukan hanya sekedar antara kaum sunni dan syiah saja, tetapi antar semua agama. Warga Irak yang memeluk agama apa pun pernah menjadi korban mereka.


ISIS, ujar Al Jafari tidak segan menganiaya anak kecil. Bahkan, dia menambahkan, ada korban penyanderaan ISIS yang dieksekusi dengan cara dibakar hidup-hidup.


"Jadi, fenomena terorisme ini bukan sebuah sikap dari sektarian yang berseberangan, tetapi sebuah tindakan biadab anti kemanusiaan. Provinsi-provinsi yang menjadi korban ISIS ada juga yang berasal dari kaum sunni," papar dia.


ISIS, Al Jafari melanjutkan, akan mengeksekusi orang yang dianggap memiliki paham dan pemikiran yang menganggap kaum yang memiliki perbedaan pikiran dari mereka harus dimusnahkan.


Tolak Kekerasan


Mantan Presiden SBY memang telah menyatakan perang dengan ISIS sejak awal kelompok tersebut dikhawatirkan bisa masuk ke Tanah Air. Namun, Indonesia tidak bersedia menggunakan cara kekerasan untuk melawan ISIS.


Hal itu pernah disampaikan oleh Presiden Joko Widodo ketika bertemu dengan Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon di Hotel Hilton, Myanmar di sela KTT ASEAN tahun lalu. Indonesia memilih pendekatan keagamaan dan budaya untuk menyikapi paham radikal tersebut.


"Saya kira itu lebih memiliki dampak yang jelas. Karena kalau kekerasan dilawan dengan kekerasan akan menimbulkan tindak kekerasan yang lain," kata Jokowi.

![vivamore="
Baca Juga
:"]

[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya