Kim Jong Un Diklaim Taklukkan Gunung Tertinggi di Korut

Kim Jong Un di Gunung Paektu
Sumber :
  • BBC
VIVA.co.id
Respons 'Miring' Ambisi Korea Utara Kirim Bendera ke Bulan
- Kim Jong Un dikabarkan telah menaklukkan sebuah gunung tertinggi di Korea Utara. Gunung setinggi 2.750 meter itu ia daki bersama ratusan pilot tempur dan pejabat partai.

Korea Utara Berambisi Tancapkan Bendera di Bulan

Dilansir
Korut Retas Surat Elektronik Petinggi Korea Selatan
BBC, Senin 20 April 2015, berdasarkan foto yang diklaim berasal dari media pemerintah, menunjukkan Kim Jong-Un berdiri di puncak gunung bersalju, dengan latar matahari di belakangnya.


Tujuan Kim Jong-Un ke puncak gunung Paektu adalah untuk melihat aksi para pilot Tentara Rakyat Korea yang telah menyelesaikan tur pertempuran di daerah. Terlihat di dalam foto, Kim Jong-Un menyapa para prajurit.


Jong-Un mengklaim jika sang ayah, Kim-Jong Il, lahir di gunung Paektu sehingga keluarga Kim diagung-agungkan memiliki keturunan 'Gunung Paektu'. Namun, banyak sejarawan menepis hal tersebut dengan mengatakan bahwa ayahnya sebenarnya lahir di Rusia.


Kehebatan keluarga penguasa Korea Utara ini memang sering jadi isapan jempol. Jong-Un pernah dikabarkan bisa mengemudi mobil saat baru berusia tiga tahun. Sementara, ayahnya, yang memerintah Korut hingga kematiannya pada tahun 2011, pernah mencetak 11 hole-in-one ketika pertama kali bermain golf.


Seperti ayahnya, Kim Jong-Un pun membuat banyak perjalanan bimbingan lapangan untuk para militer, pabrik-pabrik, dan situs penting lainnya. Analis mengatakan bahwa ini adalah cara penguasa untuk memperlhatkan Jong-Un sebagai pria yang energik dan penuh semangat.


Meski Jong-Un terus mengembangkan senjata nuklir dan membangun kekuatan militer, ternyata dua pertiga penduduk Korea Utara, atau sekitar 16 juta orang, masih menderita kelaparan. Demikian menurut laporan PBB.


Awal tahun ini, Michael Kirby, yang memimpin komisi PBB untuk penyelidikan pelanggaran hak asasi manusia di Korea Utara, mengaku kepada BBC World Service bahwa beberapa keluarga bahkan terpaksa menggunakan abu kerabat sebagai pupuk untuk membantu bercocok tanam.


Sementara itu sejumlah besar uang pemerintah telah dihabiskan oleh pemimpin tertinggi untuk meningkatkan pengkultusan masyarakat atas kepribadiannya sendiri. (One)


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya