KBRI di Yaman Kena Bom, RI Tuntut Ganti Rugi ke Arab Saudi?

KBRI Yaman Terkena Serangan Udara
Sumber :
  • ANTARA/HO/Aji Surya-Kemenlu
VIVA.co.id
Gejolak Yaman, Kelompok Houthi Tewaskan 1.000 Anak
- Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P Marsudi pada sore ini memanggil Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia, Mustafa Ibrahim Al-Mubarok, ke Gedung Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta Selatan. Ada dua tujuan pemanggilan Menlu Retno itu.

Salat Idul Adha Dibom, Puluhan Tewas

Pertama, mantan Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda tersebut ingin meminta keterangan dan mencari klarifikasi mengenai aksi pengeboman di ibukota Sana'a yang terjadi pada Senin kemarin. Gedung Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di ibu kota Yaman, Sana'a, hancur bersamaan dengan serangan udara Saudi pada Senin kemarin sehingga tiga orang terluka. 
Temui Raja Saudi, Jokowi Akan Tagih Perbaikan KBRI Yaman


"Kedua, meminta penjelasan yang dilakukan Pemerintah Saudi terhadap kerusakan-kerusakan di KBRI Sana'a. Total, 80 persen gedung mengalami kerusakan, sementara semua kendaraan yang tengah diparkir ikut hancur," ujar Retno.


Lalu, apakah Pemerintah Indonesia berniat meminta ganti rugi kepada Saudi atas pengeboman yang diduga dilakukan negara itu dan koalisinya melalui serangan udara? Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir, mengatakan dalam pemanggilan itu Menlu Retno turut bertanya mengenai langkah Saudi ke depan terkait kerusakan yang terjadi di KBRI.


"Namun, hal itu belum dijawab oleh Saudi," ungkap diplomat yang akrab disapa Tata.


Menurut informasi yang diperoleh
VIVA.co.id
kemungkinan besar arah kebijakan Pemerintah RI memang akan menuntut ganti rugi. Namun, sebelum memutuskan demikian, perlu diperoleh informasi mengenai siapa pelaku pengeboman.


Tata mengatakan Dubes Saudi menjawab KBRI Sana'a bukanlah target serangan. Namun, karena lokasinya berdekatan dengan depot amunisi sehingga turut terkena dampaknya.


"Menlu menyesalkan terjadinya tindak peristiwa semacam ini, karena sejak tanggal 26 Maret lalu Pemerintah Indonesia telah memberikan informasi mengenai posisi baik itu garis lintang atau bujur lokasi KBRI Sana'a ke Saudi dan Pemerintah Yaman," kata Tata.


Harapannya, supaya area misi diplomatik itu dilindungi dan tidak dijadikan sasaran pengeboman. Lagipula sudah menjadi kewajiban semua pihak untuk melindungi setiap perwakilan negara mana pun.


Sementara, Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kemlu, Lalu Muhammad Iqbal, mengatakan selain KBRI, juga terdapat gedung kedutaan lain di sekitar area tersebut.


"Ada kedutaan Maroko, Malaysia, Sudan dan masih banyak lagi. Namun, hingga saat ini masih belum diketahui situasi dan kondisi gedung kedutaan lain yang berada di sekitar KBRI," papar Iqbal.


Sebab, baik Duta Besar dan staf diplomat negara lain, imbuhnya telah lebih dulu meninggalkan Yaman.


Akibat adanya serangan yang berdampak terhadap KBRI Sana'a, maka pemerintah kian mempercepat gerak untuk mengevakuasi WNI yang masih tersisa di Yaman. Iqbal menyebut jika sebelumnya terdapat 17 WNI yang berada di KBRI, maka angkanya terus bertambah menjadi 41 orang.


Mereka telah dievakuasi dari Wisma di Sana'a pada pagi tadi menuju ke kota Al Hudaydah. Kemudian melalui perjalanan darat, mereka akan dibawa menuju ke kota Jizan, Arab Saudi. Di dalam 41 orang itu, juga terdapat tiga orang yang mengalami luka ringan akibat terkena dampak pengeboman di KBRI. (ren)



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya