PM Hamdallah Inginkan Palestina Segera Merdeka

Perdana Menteri Palestina, Rami Hamdallah
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rosa Panggabean
VIVA.co.id
Politikus PKS: Google Ingin Kaburkan Teritori Palestina
- Perdana Menteri Palestina, Rami Hamdallah, mengaku sudah terlalu lama negaranya dijajah oleh Israel. Oleh sebab itu, dia berharap negara Asia Afrika bisa terus memberikan dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina untuk meraih kemerdekaan penuh.

Riwayat Blunder Google, Hapus Palestina Sampai Area India

Hal itu disampaikan Hamdallah ketika memberikan keterangan pers di Gedung Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta Selatan, pada Selasa, 21 April 2015. Hamdallah mengatakan sudah 48 tahun Palestina diokupasi oleh Israel.
Seruan Netizen kepada Google: Kembalikan Palestina!


"Kami telah diokupasi sejak tahun 1967 dani yakin 48 tahun lebih dari cukup (dijajah). Ini merupakan tindak penjajahan yang paling lama di abad ini. Kami merupakan satu-satunya negara yang telah dijajah sejak lama," kata Hamdallah.


Jika merujuk ke semangat Bandung di tahun 1955 silam, ujar Hamdallah, Palestina sudah sangat jauh tertinggal.  Padahal, ketika itu, puluhan negara bertemu di Bandung untuk membicarakan kebebasan dan martabat.


Dia berharap komitmen yang kuat dari negara Asia Afrika bisa membantu Palestina untuk memperoleh kemerdekaannya dan mencapai solusi dua negara dengan 16 titik perbatasan saling berdampingan bersama Israel. Yerusalem Timur, ujar Hamdallah akan dijadikan ibukotanya.


Dukungan kata Hamdallah juga diperoleh dari negara-negara Liga Arab. Namun, selain dukungan dalam bentuk politik, Hamdallah ingin agar negara Asia Afrika turut membuka kedutaan atau konsulat di Palestina.


"Tujuannya, untuk menjalin erat kesepakatan ekonomi dan politik. Namun, kami membutuhkan dukungan materi dan itu yang paling penting," imbuh dia.


Salah satu dukungan yang ditunjukkan negara Asia Afrika yakni dengan mengeluarkan deklarasi untuk menyatakan dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina. Dokumen tersebut terdiri dari 15 butir. Rencananya, dokuman tersebut akan diungkap ke publik pada peringatan puncak KTT Asia Afrika di Bandung, 24 April mendatang. (one)



 


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya