Palestina Hargai Bantuan Pelatihan dari Indonesia

Presiden Joko Widodo dan PM Rami Hamdallah
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
VIVA.co.id
RI Terima 200 Permintaan Bantuan Negara Lain
- Perdana Menteri Palestina, Rami Hamdallah, menghargai dukungan dari Indonesia berupa pembangunan kapasitas bagi ribuan warga Palestina. Total, dalam satu tahun, mereka telah mengirimkan sekitar 1.300 pegawai untuk dilatih di Indonesia.

Sambangi RI, Sekjen OKI Bahas Upaya Pemberantasan Terorisme

Hal itu diungkap Hamdallah ketika memberikan keterangan pers di Gedung Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta Selatan, pada Selasa, 21 April 2015. Bahkan, Palestina berniat untuk melipatgandakan jumlah warganya yang akan dilatih di Indonesia di masa depan.
Megawati: Perang Tak Selesaikan Masalah Timur Tengah


"Kami telah mendiskusikan masalah tersebut dengan Presiden Indonesia, mengenai bagaimana mengimpor berbagai produk Indonesia dan memperoleh keringanan pajak," papar Hamdallah.


Kehadiran Hamdallah di Jakarta untuk memenuhi undangan Pemerintah Indonesia dalam rangka peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA). Hamdallah tiba di Jakarta dengan didampingi Menteri Luar Negeri, Riyad al-Maliki.


Sambutan positif juga disampaikan Hamdallah mengenai rencana Indonesia untuk menunjuk konsul kehormatan di Palestina.


"Dengan hal itu justru bisa mendorong hubungan diplomatik kedua negara," kata Hamdallah.


Persahabatan antara Indonesia dengan Palestina sudah terjalin sejak lama, yakni sejak Presiden Soekarno. Dalam kesempatan itu, Hamdallah kembali menyerukan kepada negara anggota Asia Afrika agar mendukung perjuangan rakyat Palestina merdeka seutuhnya.


"Hampir 48 tahun wilayah kami diduduki. Itu sudah lebih dari cukup. Ini adalah pendudukan terlama di dunia dan kami berharap ada komitmen yang kuat dalam KAA," kata Hamdallah.


Dia menyebut tanpa kemerdekaan di Palestina, maka tidak akan ada perdamaian di kawasan.


Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Fariz Mehdawi, mengatakan kendati mengakui deklarasi mengenai Palestina di KAA berdampak signifikan, namun tidak tiba-tiba usai diumumkan, lalu negaranya langsung merdeka. Dia menyadari untuk meraih kemerdekaan bukan perkara mudah. Bahkan, bisa memakan ratusan tahun lamanya.


"Berapa lama waktu yang dibutuhkan bagi Indonesia untuk merdeka? 350 tahun. Sementara, Afsel juga membutuhkan waktu ratusan tahun supaya mereka bisa menyuarakan
one man one vote
. India butuh waktu 400 tahun," papar Mehdawi.


Warga Palestina pun menyadari hal itu. Maka, Mehdawi melanjutkan, semua warga Palestina telah berkomitmen untuk terus berjuang.  (One)



 


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya