Presiden Iran Ungkap Empat Prinsip Perangi Terorisme

Presiden Jokowi Buka Konfrensi Parlemen Asia Afrika
Sumber :
  • ANTARA/Ismar Patrizki
VIVA.co.id
KAA Usai, Bandung Masih Euforia
- Presiden Republik Islam Iran, Hassan Rouhani, menilai Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pada peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) perlu membahas penyebab terorisme.

VIDEO: Megawati di Barisan Depan Saat Napak Tilas KAA

Hal tersebut, menurutnya, karena sesuai dengan prinsip-prinsip yang tertuang dalam Dasasila Bandung, atau yang dikenal dengan Semangat Bandung. Oleh karena itu, Hassan menyampaikan, pemerintah Iran menyambut baik draf aksi global melawan kekerasan dan ekstremisme.
Ini Jalur yang Akan Ditutup Besok


Namun, Hassan mengingatkan bahwa dalam perang melawan terorisme, prinsip dasar kemanusiaan harus tetap dipertimbangkan. Prinsip pertama, adalah penghormatan hak hidup setiap orang. Yakni, dalam perang melawan terorisme, pihak-pihak terkait harus memberikan perlakuan yang sama terhadap setiap orang tanpa melihat perbedaan agama, suku, atau warna kulit.


"Tidak masalah apakah mereka beragama Islam, Kristen, Yahudi, Budha atau dari Afrika, Asia dan Eropa. Hal ini untuk menjamin perdamaian umat manusia sekaligus keamanan," jelas Presiden Rouhani di Jakarta Convention Center, Kamis 23 April 2015.


Prinsip kedua, menurutnya, tidak menyalahgunakan agama untuk membunuh. Dia menegaskan bahwa tidak ada agama, khususnya Islam, yang dapat menjadi dasar dalam melakukan kekerasan.


Selain itu, lanjutnya, para pemimpin agama harus memulai hal ini dengan menyebarkannya kepada para pengikutnya.


Ketiga, sejalan dengan upaya untuk melawan terorisme, perlu adanya upaya untuk menemukan akar masalah dari banyaknya kaum muda yang menyatakan keinginannya untuk bergabung dengan kelompok-kelompok teroris.


"Kita harus menghentikan ini dan melakukan tindakan-tindakan yang tepat untuk menyelesikan masalah-masalah ekonomi yang mencengkeram mereka. Kita harus mempebaiki masalah-masalah sosial dan keadilan dan kita harus mencegah kekerasan yang terkait dengan isu-isu budaya," ungkapnya.


Prinsip terakhir, harus ada usaha-usaha nyata untuk menghentikan dukungan keuangan, politis dan intelijen kepada para teroris.


Dia juga menjelaskan bahwa dukungan yang diberikan oleh sebuah negara kepada kelompok terorisme di sebuah negara juga harus dihentikan. Itu, kata dia, karena terorisme dan ekstremisme kini telah merajalela di Asia dan Afrika.


Misalnya, terorisme di Irak dan Suriah yang tidak ragu membunuh masyarakat sipil, wanita dan anak-anak. Menurutnya, hal tersebut karena beberapa ekstremis mendapat dukungan keuangan dan intelijen yang dapat mempengaruhi stabilitas kawasan dan dunia.


"Sudah saatnya kita menghentikan kekerasan, agresi, terorisme, dan ekstremisme yang telah menyebar ke seluruh dunia dan telah menelan korban orang-orang yang tidak bersalah," tambahnya. (one)



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya