Menyibak 'Revolusi Mental' ala Shinzo Abe

PM Jepang Shinzo Abe dan Presiden Indonesia Joko Widodo.
Sumber :
  • REUTERS/Tatan Syuflana
VIVA.co.id
Mental Pemalas Birokrat DKI Sulit Direvolusi
- "Apa jawaban Anda jika ada tawaran beasiswa pendidikan di Kolombia?" tanya Tomohiko Taniguchi tiba-tiba, saat acara makan siang bersama di kawasan Senayan, Jakarta, Rabu, 22 April 2015.

Komjen Budi Gunawan Bicara Revolusi Mental

Pertanyaan Profesor dari Universitas Keio, yang merupakan perguruan tinggi tertua di Jepang, itu menjadi pembuka untuk penjelasan dia selanjutnya, tentang kondisi masyarakat Jepang saat ini.
Promo Revolusi Mental di TV, Pemerintah Siapkan Rp97 Miliar


Taniguchi adalah penasihat khusus Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, yang datang ke Jakarta untuk menghadiri pembukaan acara peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA).

"Pertanyaan yang sama dijawab tidak, oleh para jurnalis Jepang," kata Tanuguchi, saat makan siang yang juga dihadiri Wakil Sekretaris Kabinet Jepang Kenko Sone.  "Mereka sudah kehilangan harapan."

Stagnannya perekonomian serta deflasi yang mendera Jepang dalam 20 tahun terakhir, disebut telah menyebabkan orang Jepang hilang harapan dan kepercayaan, bahwa situasi akan dapat berubah lebih baik.

Tanuguchi menyebut upaya mengembalikan harapan itu, sebagai salah satu intisari dari program yang tengah dijalankan Shinzo Abe, atau populer disebut dengan 'Abenomics'.

Abenomics terdiri dari serangkaian kebijakan teknis untuk memulihkan perekonomian Jepang, seperti mendorong ekspor, konsolidasi fiskal, stimulasi pasar keuangan dan modal, serta reformasi di berbagai sektor.
Peringatan HUT PGRI ke-70

Revolusi Mental Sukses Tergantung Pejabatnya,Kata Menko Puan

Revolusi mental tidak dapat diukur dalam hitungan bulan, lanjut dia.

img_title
VIVA.co.id
16 Desember 2015