Di Balik Warna Batik Jokowi dan Presiden Tiongkok

Presiden Joko Widodo dan Presiden Xi Jinping
Sumber :
  • ANTARA FOTO/AACC2015/Subekti
VIVA.co.id
RI Terima 200 Permintaan Bantuan Negara Lain
- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menolak jika Indonesia dikatakan pamer kedekatan dengan Tiongkok melalui KTT Asia Afrika yang digelar pekan ini. Seperti diketahui kedekatan itu jelas terlihat ketika digelar jamuan makan malam pada Rabu kemarin.

Sambangi RI, Sekjen OKI Bahas Upaya Pemberantasan Terorisme

Presiden Joko Widodo dan Presiden Tiongkok mengenakan warna batik yang sama kendati motifnya berbeda. Ditemui usai menuntaskan semua pertemuan bilateral di Gedung Jakarta Convention Centre (JCC) pada Kamis, 23 April 2015, JK -- begitu dia biasa disapa, menjelaskan warna batik senada yang dikenakan Jokowi dan Xi hanya kebetulan semata.
Megawati: Perang Tak Selesaikan Masalah Timur Tengah


"Oh tidak. Baju itu kan dipilih masing-masing. Mereka memilih secara bersamaan dan diberikannya warna itu," ujar JK.


Ketika didesak apakah ada kemungkinan kedua pemimpin sengaja mengumbar kedekatan dengan kompak memilih warna batik senada, JK meragukannya. Dia mengatakan, tidak ada komunikasi di antara kedua pemimpin terkait kemeja batik tersebut.


"Yang penting kan bukan soal baju, tetapi bahwa hubungan Indonesia dengan Tiongkok, Jepang dan Korea itu baik," tutur JK beralasan.


Kedekatan Jokowi dan Xi jelas terlihat. Selama pagelaran KAA, dia tidak pernah berada jauh dari Jokowi. Ketika di sesi foto hingga ke jamuan makan malam, posisinya selalu berada tepat di samping mantan Gubernur DKI Jakarta itu.


Hal tersebut turut berpengaruh ketika memberikan kesempatan bagi Tiongkok lebih dulu untuk berpidato di sidang pleno KAA. Kendati Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe juga diberikan posisi di samping Jokowi, namun warna kemeja batik dan urutan berpidato, perlakuan terhadap Abe berbeda.


Secara kebetulan, dalam teks pidato Jokowi yang disampaikan Rabu kemarin, dia turut mengkritik Bank Pembangunan Asia (ADB) yang notabene digagas Negeri Sakura.


"Dalam pidatonya, Presiden Jokowi mengatakan jangan hanya tergantung pada itu (Bank Dunia, Badan Moneter Keuangan dan ADB-red). Artinya ya kita memilih alternatif lain, walaupun masih ada World Bank dan organisasi lainnya," kata JK.


Dia enggan memaparkan lebih jauh mengenai kemungkinan Indonesia bergabung dengan Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB). Dalam kesempatan itu JK mengatakan Indonesia siap bekerja sama dengan siapa pun untuk merealisasikan visi poros maritim. Termasuk jika harus bersinergi dengan ambisi Jalur Sutra Tiongkok.


"Ya dengan siapa saja, karena apabila bersamaan, Tiongkok ingin meningkatkan jalur sutera dengan misalnya Jepang yang juga merupakan negara kepulauan, sebenarnya sama saja," kata JK.


Yang paling penting, ujar JK, Indonesia selalu berupaya meningkatkan efisiensi transportasi laut dan membina hubungan baik dengan negara mana pun.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya