Jelang Eksekusi Mati, Perwakilan RI di Luar Negeri Didemo

Warga Australia Andrew Chan dan Myuran Sukumaran saat masih berada di Bali.
Sumber :
  • REUTERS/Murdani Usman/Files

VIVA.co.id - Kejaksaaan Agung RI berencana melakukan eksekusi terhadap 10 terpidana mati kasus narkoba dalam waktu dekat. Beberapa perwakilan RI di luar negeri pun menjadi sasaran protes dan kemarahan publik internasional.

Menko Luhut Minta Soal Eksekusi Mati Tak Perlu Diumbar

Di Filipina, ratusan orang yang terdiri dari masyakarat umum dan buruh pada Minggu sore kemarin berdemo di depan gedung KBRI di Makati,  Filipina. Aksi demo itu dilakukan sebagai bentuk protes dan permohonan terhadap Presiden Joko Widodo agar membatalkan eksekusi mati salah seorang warga Filipina, Mary Jane Felovoso.

Kejagung telah memberikan notifikasi terhadap masing-masing kedutaan negara asal pada Sabtu kemarin. Sementara, menurut aturan, terpidana mati dieksekusi, mereka akan diberikan notifikasi 72 jam sebelumnya. Artinya, kemungkinan besar proses eksekusi akan dilakukan hari Selasa dini hari nanti.

Fokus Pembangunan, Eksekusi Mati Tahap Ketiga Ditunda

Laporan reporter tvOne, Mario Dani, langsung dari depan gedung KBRI Manila menyebut aksi tersebut sudah kali keempat mereka lakukan. "Aksi sebelumnya dilakukan pada tanggal 8 April, 20 April dan 24 April 2015. Bahkan, rencananya massa berniat untuk menginap hingga eksekusi dihentikan yakni tanggal 28 April 2015," papar Mario.

Di depan gedung KBRI, terlihat sudah didirikan beberapa tenda tempat massa untuk beristirahat. Kakak Mary yang sempat diwawancarai tvOne mengaku tidak percaya jika adiknya bersalah. "Sebab, menurut dia adiknya merupakan korban dari dua tindak kejahatan yakni pelecehan seksual dan perdagangan manusia. Dia hanya merupakan korban sindikat narkoba internasional," kata Mario.

Jaksa Agung Belum Pikirkan Eksekusi Tahap 3

Sementara, pengamanan di depan gedung KBRI telah diperketat. Polisi setempat bahkan telah bernegosiasi dengan massa. Namun, mereka enggan beranjak dari depan gedung KBRI.



KJRI Sydney

Berbeda dengan di Makati, di Australia, publik di Sydney akan berunjuk rasa di depan Gedung Konsulat Jenderal pada pukul 16.00 waktu setempat. Sebelumnya, gedung KJRI sudah pernah diteror oleh seorang wanita yang menaruh balon berisi cairan berwarna merah yang menyerupai darah.

Aksi unjuk rasa itu dibenarkan oleh Konsul Jenderal RI di Sydney, Yayan GH Mulyana. Dihubungi melalui pesan pendek oleh VIVA.co.id, dia menyebut memang akan ada doa bersama dan diiringi penyalaan lilin di beberapa lokasi di Negeri Kanguru.

"Doa bersama dilakukan melalui media sosial oleh beberapa aktivis. Sementara di Sydney, doa bersama akan dilakukan di depan KJRI pada pukul 16.00 waktu setempat," kata Yayan.

Publik Australia turut meminta kepada Presiden Jokowi untuk membatalkan eksekusi mati terhadap dua gembong narkoba Myuran Sukumaran dan Andrew Chan. Menurut mereka, dalam kurun waktu 10 tahun, baik Chan dan Sukumaran telah bertobat dan menjadi orang yang berbeda.

Terkait dengan pengamanan di depan Gedung KJRI, Yayan menjelaskan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Polisi Federal Australia (AFP) dan Polisi wilayah Maroubra. "Sejak tadi pagi, polisi juga sudah berjaga di kantor kami. KJRI juga telah mengeluarkan sebuah himbauan yang terdiri atas beberapa poin antara lain agar masyarakat Indonesia di Australia tetap waspada dan tidak mudah terprovokasi," kata Yayan.

(mus)



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya