Sumber :
- Al Jazeera
VIVA.co.id
- Seorang tentara cadangan di Korea Selatan menembak mati satu rekannya sesama prajurit serta melukai tiga lainnya, sebelum melakukan aksi bunuh diri, Rabu, 13 Mei 2015.
Dikutip dari Reuters , insiden itu memicu kembali keraguan pada program wajib militer, di saat militer sedang menghadapi persoalan kurangnya disiplin, yang mengakibatkan personel mereka kerap saling menyerang.
Baca Juga :
Penembakan Brutal di Texas, 1 Tewas 3 Luka Parah
Baca Juga :
Kejanggalan Kasus Ujang Tembak Polisi di Bandung
Dikutip dari Reuters , insiden itu memicu kembali keraguan pada program wajib militer, di saat militer sedang menghadapi persoalan kurangnya disiplin, yang mengakibatkan personel mereka kerap saling menyerang.
Pejabat militer Korsel mengatakan, pelaku yang berusia 24 tahun itu mengarahkan senjata laras panjang kepada rekan-rekannya saat latihan wajib di pusat tentara cadangan, Seoul.
"Militer masih menyelidiki insiden," kata pejabat militer yang menolak disebut identitasnya. Korsel memiliki program dua tahun wajib dinas militer untuk semua pria yang bertubuh normal.
Mereka kemudian harus berpartisipasi dalam latihan militer tahunan, sebagai tentara cadangan selama delapan tahun. Korsel memiliki sekitar 630.000 tentara yang bertugas aktif. Lebih dari 300.000 di antaranya didapat dari wajib militer, yang ditujukan untuk menghadapi ancaman agresi dari Korea Utara. Namun rendahnya disiplin, telah menyebabkan banyak persoalan.
Pada 2014, seorang tentara wajib militer melemparkan granat, serta menembak mati lima rekannya di dekat perbatasan Korea Utara.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Pejabat militer Korsel mengatakan, pelaku yang berusia 24 tahun itu mengarahkan senjata laras panjang kepada rekan-rekannya saat latihan wajib di pusat tentara cadangan, Seoul.