- ANTARA FOTO/Teresia May
VIVA.co.id - Pemerintah Australia pada yang dilakukan pada Selasa kemarin memutuskan untuk memangkas hampir separuh bantuan asing untuk Indonesia. Jika di tahun 2014 lalu, Negeri Kanguru menggelontorkan dana sekitar AUD$605,3 juta atau setara Rp6,1 triliun, maka pembahasan kemarin mereka hanya menganggarkan AUD$366,4 juta atau Rp3,8 triliun.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir mengatakan, ada tiga alasan yang disampaikan oleh Menteri Keuangan, Joe Hockey mengapa bantuan ke Indonesia dipangkas. "Pertama, Australia memotong bantuan khususnya bagi negara-negara yang mereka anggap telah bisa memberikan bantuan kepada negara lain. Kedua, Australia memotong bantuan bagi negara-negara yang diprediksi perekonomiannya akan naik di masa depan," ujarnya saat ditemui di kantor Kemlu, Jakarta Pusat, Rabu, 13 Mei 2015.
Selain itu, Australia ingin fokus memberi bantuan pada kawasan utama yaitu Asia Pasifik. Dalam kesempatan itu, diplomat yang akrab disapa Tata menegaskan pemotongan bantuan asing tidak hanya ditujukan ke negara-negara tertentu. "Itu patut untuk diingat," ujarnya.
Sebagai bukti, dari laporan yang diterima Pemerintah Indonesia, negara-negara di kawasan Afrika, bantuan asingnya dipotong hingga sekitar 70 persen. Kemudian, beberapa negara lain dilakukan pemotongan sebesar 30 persen. "Indonesia sendiri (dipotong) 40 persen. Jadi, kita berada di tengah-tengah," ujarnya berdalih.
Tata menjelaskan, Indonesia merupakan negara mandiri yang tidak perlu menggantungkan dana pembangunannya kepada negara asing. Dia menyebut anggaran pembangunan Indonesia yang hanya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015 mencapai Rp 2.039 triliun. Sehingga saat ini, APBN yang digunakan pemerintah, murni berasal dari dalam negeri dan tanpa perlu adanya bantuan dari negara asing atau organisasi internasional.
"Ada saatnya, negara menerima dan memberi. Indonesia saat ini sudah bisa menerima dan memberi sesuai dengan porsinya. Seperti ketika kita memberi bantuan bagi Nepal dan Vanuatu," kata Tata.
Dia menambahkan, Indonesia menghargai bantuan dan menanti keeratan kerjasama antara kedua negara.
Penjelasan Tata itu seolah ingin menepis spekulasi yang menyebut alasan di balik pemotongan bantuan asing karena Australia ingin balas dendam terhadap Indonesia karena tetap mengeksekusi dua warganya pada akhir bulan lalu.
(mus)