Kemlu RI Tepis Indonesia Usir Pengungsi Rohingya

Polisi Indonesia membagikan pakaian bekas pada migran Rohingya di Aceh.
Sumber :
  • REUTERS/Roni Bintang

VIVA.co.id - Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir membantah, Pemerintah Indonesia mengusir ratusan pengungsi Rohingya yang terdampar di perairan Aceh. Menurut dia, meski Indonesia bukan negara yang mengadopsi konvensi pengungsi, tetapi pemerintah tetap memberikan bantuan berupa makanan dan penampungan.

PM Najib Sebut Keragaman Jadi Kekuatan ASEAN

Diplomat yang akrab disapa Tata itu menjelaskan, awal mula kapal TNI Angkatan Laut, KRI Sutanto menemukan perahu yang digunakan pengungsi Rohingya untuk berlayar menuju ke Malaysia. "Informasi awal, mereka berlayar dan bertemu di Selat Malaka. Tujuan akhir mereka tidak ke Indonesia, tetapi ingin melintas," ujarnya di Jakarta, Rabu, 13 Mei 2015.

Ketika bertemu dengan perahu yang ditumpangi pengungsi Rohingya pada Minggu kemarin, mereka meminta bantuan air bersih dan makanan. TNI AL yang saat itu tengah berpatroli memberikan bantuan itu.

Myanmar Diminta Tak Diskriminatif Terhadap Rohingya

Dalam kesempatan itu, TNI AL tidak pernah berniat untuk mengusir para pengungsi Rohingya. Sebab Selat Malaka memberlakukan prinsip laut damai. Sehingga, siapa saja berhak untuk melintasi Selat Malaka. "Jadi, itu poin yang harus ditekankan dari kejadian di Selat Malaka ini yaitu adanya prinsip laut damai. Kami tidak menaikkan mereka ke kapal dan mendorongnya ke lautan," kata Tata.

Pemerintah Indonesia telah berkoordinasi dengan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) dan badan PBB untuk penanganan pengungsi, UNHCR. UNHCR telah mencatat status mereka. "Saat ini, mereka ditampung dan akan dipindahkan ke tempat yang memadai."

Kemlu: 3 WNI yang Sempat Diculik di Sabah Selamat

Total pengungsi Rohingya yang terdampar di Aceh mencapai sekitar 582 orang. Diduga ratusan pengungsi Rohingya itu merupakan bagian dari sekitar 2.000 migran yang semula berniat menuju ke Thailand.

Kantor berita Jerman, Deutsche Welle, melansir kekhawatiran perwakilan IOM, Jeffrey Labovitz, ribuan pengungsi Rohingya itu bagian dari praktik perdagangan manusia yang akan diselundupkan ke Thailand.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya