Pabrik Sendal Jepit Terbakar di Filipina Tewaskan 70 Orang

Puing pabrik yang terbakar di Valenzuela, Filipina
Sumber :
  • REUTERS/Erik De Castro
VIVA.co.id
WNI Disandera, Pemerintah Dinilai Gagal Jaga Kedaulatan
- Pabrik sendal jepit di kota Valenzuela, Filipina, Kentex Manufaturing, terbakar pada Rabu sore kemarin. Jika korban tewas diduga semula mencapai 28 orang, maka kini korban tewas telah naik menjadi 72 orang.

Enam Pengawal Wali Kota di Filipina Ditembak, Diduga Narkoba

Laman
Patroli Bersama Tiga Negara Tidak Gagal
Philstar , Kamis 14 Mei 2015 melansir pernyataan pemadam kebakaran senior, Sergio Soriano kemarin mengatakan jumlah warga yang tewas dihitung berdasarkan jasad yang ditemukan di lantai dua gedung pabrik. Walikota Rex Gatchalian mengatakan sekitar pukul 11.45 pada Kamis kemarin ada sekitar 26 orang lainnya masih dinyatakan hilang di Kentex Manufacturing. Dikhawatirkan puluhan pekerja itu juga telah tewas.


Dia menambahkan, sedikitnya 30 orang telah terluka. Rex berharap pekerja yang hilang itu bisa melarikan diri.


"Pemerintah kota masih terus berdoa dan berharap dari 26 orang itu, masih ada yang selamat dan berhasil keluar keesokan harinya. Sehingga, kami masih berharap ke-26 orang itu berhasil turun ke bawah," ujar Rex dalam sebuah jumpa pers di televisi.


Tim evakuasi yang kembali mulai bekerja pada Kamis kemarin, setelah sempat mengalami kesulitan menemukan jasad di lantai dua karena banyaknya puing-puing bangunan. Operasi pencarian kembali dilakukan setelah ditunda pada Rabu malam, karena di pabrik yang terbakar itu masih panas dan khawatir gedung dua lantai itu tidak stabil.


Kebakaran terjadi pada Rabu sore di area pengelasan bangunan. Para pekerja di dalam gedung berlari ke lantai dua pabrik untuk menyelamatkan diri, tetapi sebagian besar dari mereka malah terjebak.


Menurut otoritas yang berwenang, korban tewas akibat kehabisan oksigen karena menghirup asap tebal di pabrik.


Kentex Manufacturing membuat sandal jepit untuk dipasarkan di dalam negeri dan menggunakan merek seperti "Havana". Laman
Dailymail
melansir kejadian kebakaran seperti ini bukan kali pertama terjadi.


Kebanyakan peristiwa kebakaran bisa terjadi, karena pemilik mengabaikan aturan keselamatan.


Kebakaran besar juga pernah terjadi di tahun 1996 lalu ketika si jago merah melalap sebuah diskotik. Akibatnya, 162 orang tewas terpanggang dan 94 orang lainnya terluka.


Setelah 18 tahun berlalu, pada 2014, dua pemilik saham dari klub itu dan inspektur keselamatan gedung dihukum bui hingga 10 tahun, karena tetap memberikan izin untuk diskotik tersebut beroperasi. Padahal, diskotik tidak dilenagkapi peralatan keamanan mumpuni.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya