PBB Serukan Asia Tenggara Selamatkan Pengungsi Rohingya

imigran asal bangladesh dan myanmar terdampar di aceh
Sumber :
  • VIVA.co.id/Zulkarnaini Muchtar

VIVA.co.id - Sebuah perahu yang penuh dengan migran ditarik kembali ke laut oleh angkatan laut Thailand, Sabtu 16 Mei 2015. Angkatan laut di negara-negara di Asia bertekad untuk tidak membiarkan pencari suaka mendarat di negaranya.

Merespons hal tersebut, mengutip Reuters, Sabtu 16 Mei 2015, PBB menyerukan negara-negara di sekitar Laut Andaman, tenggara Teluk Benggala, selatan Myanmar dan barat Thailand, untuk menyelematkan ribuan migran Bangladesh dan muslim Rohingya dari Myanmar yang terdampar di perahu.

"Kami tidak melihat langkah tersebut (menolong) dari pemerintah manapun di wilayah ini (Asia), meskipun kita menyerukan kepada masyarakat internasional untuk mengambil tindakan karena (mereka) orang sekarat," kata Jeffrey Savage, yang bekerja di Badan PBB untuk urusan Pengungsi (UNHCR) di Indonesia.

Jeeffrey menyebut sekitar 1.400 migran telah mendarat selama seminggu terakhir. Hampir 800 di antaranya mendarat daerah Langsa di Aceh Indonesia pada hari Jumat, 15 Mei 2015.

Banjarnegara Kembali Longsor, 158 Jiwa Mengungsi

Reuters menuliskan, Mahmud Rafiq, seorang pria Rohingya (21 tahun) yang meninggalkan Myanmar bulan lalu, menceritakan bagaimana kapal Angkatan Laut RI memberi mereka makanan dan obat-obatan sebelum menarik perahu mereka ke perairan Malaysia.

Saat itu, kata Rafiq, mereka berhenti, lalu diberi persediaan makanan, dan suruh kembali. Selama terombang-ambing di laut, kata dia, mereka harus bertahan di tengah keterbatasan pasokan makanan.

"Kami memiliki sangat sedikit makanan, dan kami sepakat meninggalkannya untuk wanita dan anak-anak. Kemudian mereka mulai memukul kami. Mereka mengambil makanan. Mereka mendorong banyak dari kita ke laut. Mereka memukuli kami dan menyerang kami dengan pisau. Saya dipukul dengan papan kayu di kepala dan di kaki saya," kata dia.

Tokoh Rohingya Sanjung Keramahan Warga Aceh Utara

UNHCR mengatakan sekitar 25.000 orang Bangladesh dan Rohingya telah mengungsi dalam tiga bulan pertama tahun ini. Jumlah itu dua kali lebih banya pada periode yang sama pada 2014.

Organisasi Internasional itu mengkritik pemerintah Asia Tenggara yang melarang pengungsi tersebut ke daratan sehingga membahayakan hidup mereka yang terombang ambing di atas laut.

Mengungsi dari Suriah, 10 Anak Justru Tewas di Turki

Seruan AS

Menteri Luar Negeri AS John Kerry pada Jumat mendesak Thailand untuk mempertimbangkan memberi perlindungan kepada suku Rohingya dan meminta untuk tidak mengirim mereka kembali ke laut.

Diskriminasi dan yang dilakukan pemerintah Thailand dan Myanmar, yang mayoritas beragama Budha, terhadap muslim Rohingya, memaksa mereka mencari suaka ke negara lain. Kebanyakan dari mereka mengungsi menggunakan perahu seadanya ke negara-negara tetangga.

Presiden Myanmar Htin Kyaw bersama Aung San Suu Kyi

Myanmar Diminta Tak Diskriminatif Terhadap Rohingya

Caranya mengubah secara radikal kebijakan dan praktik kekerasan.

img_title
VIVA.co.id
15 April 2016