Myanmar Tolak Bahas Krisis Rohingya

Ratusan migran Rohingya yang tiba di Aceh.
Sumber :
  • REUTERS/Roni Bintang
VIVA.co.id
Myanmar Diminta Tak Diskriminatif Terhadap Rohingya
- Kantor kepresidenan Myanmar dalam pernyataan resmi, menyebut Myanmar tidak akan menghadiri pertemuan yang menjadi inisiatif Thailand, jika undangan menyebut Rohingya.

Nobel Perdamaian Suu Kyi Diserukan untuk Dicabut

"Kami tidak mengabaikan persoalan migran, tapi para pemimpin kami akan memutuskan apakah akan menghadiri pertemuan, berdasarkan apa yang akan didiskusikan," kata Mayor Zaw Htay.
Suu Kyi: Saya Tak Tahu Bakal Diwawancara Muslim


Dikutip laman
Al Jazeera
, Minggu, 17 Mei 2015, juru bicara kantor kepresiden Myanmar itu mengatakan, negaranya tidak menerima tuduhan bahwa Myanmar merupakan sumber persoalan.


Kapal-kapal yang berisi lebih dari 2.000 migran telah tiba di Thailand, Malaysia dan Indonesia dalam beberapa pekan terakhir. Sementara ribuan lainnya masih di tengah laut dan akan segera menyusul.


Sebagian besar migran berasal dari komunitas Rohingya di Myanmar, sementara sisanya adalah orang-orang Bangladesh. Selama ini, Thailand dan Malaysia menjadi tujuan utama kedua kelompok itu.


Malaysia yang merupakan negara mayoritas Muslim, telah menampung lebih dari 45.000 Rohingya selama beberapa tahun terakhir. Kini, Malaysia mengatakan tidak dapat menerima lebih banyak lagi.


Selain menolak tuduhan jadi sumber persoalan, Myanmar juga menuding balik negara-negara tetangganya. "Dilihat dari sudut kemanusiaan, menyedihkan bagaimana orang-orang ini didorong ke laut oleh beberapa negara," kata Zaw Htay.


Thailand sejauh ini mengambil langkah tegas, dengan menghentikan kapal-kapal migran memasuki perairan mereka. Begitu juga Malaysia, yang telah memperketat patroli maritimnya.


Thailand telah mengusulkan pertemuan 15 negara pada 29 Mei, untuk membahas akar persoalan dari arus migrasi. Namun, Myanmar menganggap undangan Thailand bermasalah.


Zaw Htay mengatakan pemerintah Myanmar tidak akan hadir dalam pertemuan regional, jika Rohingya disebut dalam undangan. Dia juga menuduh negara-negara lain menimpakan kesalahan pada Myanmar.


Myanmar mengenal Rohingya sebagai Bengalis, yang merupakan migran ilegal dari Bangladesh. Sementara para migran Bangladesh menolak, karena merasa telah tinggal selama beberapa generasi di Myanmar, menyebut diri mereka Rohingya. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya