Sumber :
- REUTERS/Thaier Al-Sudani
VIVA.co.id
- Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi, harus kembali mengandalkan pasukan paramiliter Syiah, setelah kekalahan yang diderita pasukan keamanan Irak dari kelompok militan radikal ISIS, Minggu, 17 Mei 2015.
Dilansir
Reuters
, Senin, 18 Mei, ISIS berhasil memaksa pasukan keamanan Irak, mundur dari pangkalan militer penting di Provinsi Anbar, yang menjadi pusat komando operasi. Pasukan Irak kini terjebak di sebelah barat kota Ramadi.
Baca Juga :
AS Yakinkan PM Irak Soal Perang Lawan ISIS
Baca Juga :
Pasukan Irak Tak Tunjukkan Niat Lawan ISIS
Baca Juga :
Pasukan Irak Kurang Profesionalisme dan Disiplin
Namun, keberhasilan operasi, memicu munculnya sentimen sektarian, terkait dengan meningkatnya pengaruh paramiliter Syiah. Membuat pemerintah Irak membatasi gerak mereka.
Kekalahan pasukan Irak dari ISIS, memperlihatkan bagaimana Irak masih sangat membutuhkan paramiliter Syiah. Juru bicara Abadi mengatakan, PM telah memerintahkan paramiliter bersiap membantu pasukan Irak.
Mereka diharapkan dapat kembali merebut kendali atas semua wilayah Anbar, yang telah direbut ISIS hanya dalam waktu dua hari. Anggota pasukan Irak mengatakan, jatuh banyak korban di pihak mereka.
Anggota dewan provinsi Anbar, Athal Fathdawi, menyebut situasi di Ramadi sebagai kehancuran total. Ramadi merupakan ibu kota Anbar, provinsi terbesar di Irak yang berbatasan dengan Arab Saudi, Suriah, dan Yordania.
Halaman Selanjutnya
Namun, keberhasilan operasi, memicu munculnya sentimen sektarian, terkait dengan meningkatnya pengaruh paramiliter Syiah. Membuat pemerintah Irak membatasi gerak mereka.