Paus Fransiskus Tahbiskan Dua Suster Palestina

Seorang suster membawa sisa jasad St. Mariam Baouardy Haddad
Sumber :
  • REUTERS/Tony Gentile

VIVA.co.id - Paus Fransiskus pada Minggu kemarin menahbiskan dua suster Palestina yang hidup di abad ke-19. Kemudian, Paus memberikan mereka gelar santa dan menjadikan dua suster itu sebagai warga Palestina pertama yang memegang gelar tersebut.

BBC edisi Minggu, 17 Mei 2015 melansir, dua suster yang ditahbiskan yaitu Mariam Baouardy yang mendirikan biara di Betlehem dan Marie Alphonsine Ghattas sebagai pendiri tempat suci Holy Rosary. Keduanya kemudian diberi nama Santa Maria Yesus yang disalib dan Santa Maria Alphonsine.

Pemberian gelar santa itu sekaligus untuk mendorong komunitas Kristiani di kawasan Timur Tengah yang kerap dieksekusi mati oleh kelompok ekstremis yang mengatasnamakan Islam.

Diplomat RI Dukung Palestina Lewat Lantunan Jazz

Kedua nama santa itu diberikan dengan variasi nama Maria, sebuah nama yang telah menyebar luas dan kerap digunakan untuk pemeluk agar Kristen, Yahudi dan Muslim.

"Ini merupakan sebuah tanda dari dunia kami yang modern yang menunjukkan bahwa kami tak membicarakan tiga agama tanpa adanya perasaan diskriminatif," kata petinggi agama Fouad Twal dalam sebuah pernyataan sebelum berangkat ke Vatikan.

Dia menyebut upacara kanonisasi ini merupakan yang pertama diperuntukkan bagi warga Palestina sejak jam para Rasul. Upacara tersebut turut dihadiri Presiden Palestina, Mahmoud Abbas dan 2.100 warga dari Palestina, Yordania dan Israel.

Langkah ini dilakukan beberapa hari usai Paus Fransiskus mengakui Palestina sebagai negara dan Israel kecewa karena hal tersebut. Namun, menurut pengumuman resmi dari Vatikan, pemberian gelar santa tidak ada kaitannya dengan dukungan yang disampaikan untuk Palestina.

Selain dua suster Palestina, Paus Fransiskus juga menahbiskan dua suster lainnya yaitu asal Prancis, St Jeanne Émilie de Villeneuve dan seorang suster asal Italia, Maria Cristina. Kanonisasi merupakan sebuah proses penyataan kesucian. Mereka yang mendapatkan gelar santa dinilai menjadi martir bagi keimanan dan tanah air mereka.

Menlu RI, Retno Marsudi, saat melantik Konsul Kehormatan pertama Indonesia di Palestina, Maha Abu-Shusheh, yang berkedudukan di Ramallah pada 13 Maret 2016.

Menlu Lantik Konsul Kehormatan RI Ramallah di Amman

Israel tak izinkan helikopter yang membawa Menlu RI ke Ramallah

img_title
VIVA.co.id
13 Maret 2016