Karier Burhan Muhammad, Dari Intelijen Hingga Jadi Diplomat

Foto keluarga Dubes Burhan Muhammad
Sumber :
  • Situs resmi Kementerian Luar Negeri RI

VIVA.co.id - Almarhum Duta Besar RI untuk Pakistan, Burhan Muhammad memiliki karier yang cemerlang selama hidup. Kendati bukan pejabat karier Kementerian Luar Negeri RI, namun Burhan memiliki latar belakang ilmu di bidang hubungan internasional hingga ke jenjang Master.

Berdasarkan data pribadi yang diterima VIVA.co.id dari Kemlu, Burhan tercatat alumni Universitas Gajah Mada program studi HI di tahun 1983 lalu. Kemudian, dia melanjutkan pendidikan ke jenjang master dengan mengambil program studi yang sama di Universitas Pitssburgh, Amerika Serikat pada tahun 1993 lalu.

Burhan juga berhasil meraih gelar doktor Pembangunan dan Pendidikan Internasional dari Universitas Pittsburgh di tahun 2003.

Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Bantuan Hukum Indonesia, Lalu Muhammad Iqbal, melalui pesan pendek kepada VIVA.co.id, Selasa, 19 Mei 2015 melansir, Burhan merupakan diplomat yang andal dan dekat dengan semua pihak.

"Setiap pejabat sipil dan militer yang saya hubungi di Pakistan mengaku memiliki hubungan atau kenangan pribadi dengan Beliau. Ini menunjukkan adanya kedekatan Dubes Burhan dengan semua pihak," ujar Iqbal.

Menurut pemaparan Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P Marsudi, Burhan menjabat sebagai Dubes pada 12 November 2012 lalu. Tugas terakhirnya saat itu mendampingi Menteri Luar Negeri Pakistan, Sartaj Aziz, untuk ikut menghadiri peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) di Jakarta pada akhir April lalu.

Sebelumnya, Burhan aktif berkarier sebagai pejabat Badan Intelijen Negara. Jabatan terakhir di BIN yang dicapai Burhan yaitu Deputi I urusan luar negeri. Posisi itu dicapai usai berkarier selama tujuh tahun di BIN.

Kendati begitu, bagi Retno, Burhan merupakan diplomat terbaik yang dimiliki Indonesia.

Ini merupakan pukulan berat bagi keluarga Burhan, karena sebelumnya istri Burhan, Hery Listyawati, telah berpulang lebih dulu akibat ikut menumpang helikopter nahas Mi-17 yang jatuh di wilayah pegunungan Gilgit, Pakistan pada 8 Mei lalu.

Reimburse Pakistan US$300 Juta Ditolak Pentagon

Kondisi Burhan sempat membaik pasca melalui operasi perdana di Singapore General Hospital (SGH) beberapa hari yang lalu.

Tetapi, pada Senin kemarin, kondisinya kembali kritis. Kendati selamat, Burhan menderita luka bakar parah. 60 persen bagian di tubuhnya mengalami luka bakar.

Burhan wafat di usia 58 tahun dan meninggalkan dua putra. (ase)


Ledakan bom di rumah sakit di Pakistan.

Korban Ledakan Pakistan Bertambah Jadi 55 Orang

Presiden Mamnun Hussain mengecam keras ledakan tersebut.

img_title
VIVA.co.id
8 Agustus 2016