Cerita Menlu Retno Mengenang Dubes Burhan

Foto keluarga Dubes Burhan Muhammad
Sumber :
  • Situs resmi Kementerian Luar Negeri RI

VIVA.co.id - Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi tidak mampu menyembunyikan duka atas kepergian Dita Besar RI untuk Pakistan, Burhan Muhammad.

Reimburse Pakistan US$300 Juta Ditolak Pentagon

Retno mengatakan hubungannya dengan Burhan begitu dekat. Saking dekatnya, Retno telah menganggap Burhan layaknya seorang kakak.

Ditemui di Gedung Pancasila semalam, Retno mengaku mengenal Burhan sudah sejak di bangku universitas. Mantan Deputi I urusan luar negeri Badan Intelijen Negara (BIN) itu merupakan seniornya di Universitas Gajah Mada.

Kendati Burhan bertugas di BIN, Retno yang mantan Dubes RI untuk Kerajaan Belanda sering berkolaborasi dengan Burhan ketika bekerja.

"Beliau sudah seperti kakak saya sendiri. Pada saat dia menjadi deputi di BIN sementara saya menjabat sebagai Direktur Jenderal Amerika Eropa. Banyak hal yang dikomunikasikan dan diselesaikan berdua. Kami saling intens saling kontak kalau ada isu tertentu," ujar Retno dengan wajah letih.

Saking dekatnya, Retno kerap menyapa Burhan dengan sebutan "Mas". Sementara, Burhan tetap memanggil nama Retno kendati telah menjadi orang nomor satu di Kementerian Luar Negeri.

"Kalau ada orang lain, dia akan memanggil saya dengan sapaan: 'Bu Menlu'. Tetapi, ketika tidak ada siapa pun, dia memanggil saya 'Retno', dan dia Mas saya. Jadi, buat saya ini kehilangan yang sangat besar," kata dia.

Maka tak heran, dia terkejut dan tak dapat berkata-kata ketika mendengar Burhan dan istrinya, Hery Listyawati turut menjadi penumpang helikopter nahas yang jatuh pada tanggal 8 Mei 2015 kemarin. Hal itu dia ucapkan saat memberikan pidato terakhir di hadapan peti jenazah almarhum yang disemayamkan di gedung Pancasila.

"Saya begitu terkejut ketika menerima berita mengenai jatuhnya helikopter yang merenggut nyawa Hery Listyawati, istri almarhum Burhan Muhammad. Saya lebih terkejut lagi ketika Dubes Burhan Muhammad wafat pada Selasa dini hari waktu Indonesia. Negara ini telah kehilangan salah satu diplomat terbaiknya, Duta Besar Burhan Muhammad," tutur Retno dengan nada lirih.

Dia mengenang kali terakhir bertatap muka dengan Burhan ketika mendampingi Menteri Luar Negeri Pakistan, Sartaj Aziz, di peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) di Jakarta.

"Saat itu saya hanya bilang 'hei Mas'. Dia pun menjawab 'Ret'. Kami tak banyak berbicara karena harus mengejar berbagai agenda," kata dia mengingat kembali momen terakhir dengan Burhan.

Jenazah Burhan yang disemayamkan di Gedung Pancasila saat ini telah diterbangkan ke Yogyakarta. Peti mati jenazah diberangkatkan sekitar pukul 05.00 dan dibawa ke Bandara Halim Perdana Kusumah menuju ke Yogyakarta untuk dimakamkan.

Melepas kepergian Burhan, Retno hanya bisa berucap "may your soul rest in peace. Selamat jalan Pak Dubes. Selamat jalan Mas Burhan".

Ledakan bom di rumah sakit di Pakistan.

Korban Ledakan Pakistan Bertambah Jadi 55 Orang

Presiden Mamnun Hussain mengecam keras ledakan tersebut.

img_title
VIVA.co.id
8 Agustus 2016