Sumber :
- REUTERS
VIVA.co.id
- Presiden Prancis Francois Hollande mengindikasikan penolakannya, atas proposal Uni Eropa (UE) untuk menerapkan kuota migran, 24 jam setelah Menlu Spanyol menyuarakan penolakannya.
Dilansir dari laman
Guardian
, Rabu, 20 Mei 2015, Uni Eropa berencana menerapkan kuota migran, dengan mendistribusikan puluhan ribu migran secara merata, ke semua negara-negara anggota.
Tapi usulan itu diyakini akan gagal, dengan beberapa negara telah menyatakan penolakan. Selain Spanyol dan Prancis, Inggris juga mengindikasikan penolakan, bahkan Hungaria menyebutnya usul yang absurd.
Selain kuota migran, paket penyelesaian krisis migran Mediterania juga melibatkan tindakan militer, terhadap jaringan penyelundupan manusia, termasuk penghancuran kapal-kapal penyelundup.
Baca Juga :
Menkumham: Indonesia Kewalahan Hadapi Imigran
Baca Juga :
Kapal Terbalik, Lima Migran Tenggelam di Yunani
"Berjanji untuk menerima migran, tanpa dapat menyediakan lapangan kerja, dalam pendapat saya itu berarti menyediakan pelayanan yang buruk," kata Margallo. Dia mengatakan seruan solidaritas harus proporsional dan realistis.
Spanyol dengan angka pengangguran 23 persen, disebutnya tidak sama dengan negara lain yang tingkat penganggurannya di bawah 5 persen. Hollande dalam pidatonya, bersikeras migran dengan alasan ekonomi harus dideportasi.
"Orang-orang yang datang, karena mereka berpikir Eropa adalah kontinen yang makmur, harus dikirim pulang. Itu peraturannya," ujar Hollande.
Halaman Selanjutnya
"Berjanji untuk menerima migran, tanpa dapat menyediakan lapangan kerja, dalam pendapat saya itu berarti menyediakan pelayanan yang buruk," kata Margallo. Dia mengatakan seruan solidaritas harus proporsional dan realistis.