Kemlu: Tidak Semua Imigran Ilegal di Aceh Warga Rohingya

Migran Rohingya mandi di penampungan sementara, di Kuta Binje, Aceh.
Sumber :
  • REUTERS/Beawiharta

VIVA.co.id - Pemerintah Indonesia dan Malaysia sepakat untuk menampung ribuan imigran ilegal yang terapung-apung di Laut Andaman dan berupaya untuk menuju ke Malaysia. Namun, tidak semua imigran ilegal itu merupakan pengungsi Rohingya yang terusir dari Myanmar.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir, yang ditemui di kawasan Pejambon, Jakarta Pusat pada Kamis, 21 Mei 2015, mengatakan, 40 persen dari imigran ilegal itu berasal dari Bangladesh dan merupakan imigran ekonomi. Artinya, mereka bukan pencari suaka dan kabur dari negaranya demi memperoleh kehidupan yang lebih baik.

"Oleh sebab itu, kami bekerja sama dengan badan PBB untuk menanggulangi isu pengungsi, UNHCR, dan Organisasi Migrasi Internasional (IOM) untuk memproses dan mengidentifikasi mereka apakah merupakan pencari suaka, pengungsi atau imigran bermotif ekonomi," ujar Arrmanatha.

Terkait dengan hal itu, Arrmanatha menambahkan, Pemerintah Bangladesh akan melakukan konfirmasi data yang sudah dikumpulkan untuk dapat melakukan pemulangan imigran ilegal asal Bangladesh yang masuk ke Aceh dalam beberapa waktu terakhir. Arrmanatha mengatakan, Indonesia telah menerima lebih dari 1.700 imigran ilegal dari Bangladesh atau Rohingya.

Selain itu, dalam pertemuan yang dilakukan di Putrajaya, Malaysia pada Rabu kemarin, telah disepakati Indonesia dan Negeri Jiran berkomitmen untuk terus memberikan bantuan kemanusiaan pada sekitar 7.000 imigran ilegal yang masih terombang-ambing di laut.

Tokoh Rohingya Sanjung Keramahan Warga Aceh Utara

Indonesia dan Malaysia, Arrmanatha menambahkan, dukungan dari masyarakat internasional sangat diperlukan, baik dalam hal penempatan ke negara ketiga, pemulangan, pemberian bantuan kemanusiaan atau makanan.

"Dengan adanya komitmen ini, diharapkan agar para imigran ilegal yang masuk sekitar 7.000 orang di laut saat ini, dapat diselesaikan penempatan di negara ketiga dan pemulangannya dalam waktu satu tahun," kata diplomat yang akrab disapa Tata itu.

Namun belum diketahui di mana negara ketiga untuk menempatkan para imigran ilegal tersebut. Sementara ini, mereka berada di Aceh.

Tata menyebut, baik Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P Marsudi dan Menlu Malaysia, Anifah Aman, menyerukan kepada negara lain di kawasan Asia Tenggara untuk membantu menerima imgran ilegal yang masih ada di laut. Lebih lanjut, isu ini juga akan dibahas dalam pertemuan darurat para menteri ASEAN di Bangkok, Thailand.

Selain mengenai isu pengungsi, masalah lain yang ikut diangkat dalam pertemuan tersebut menyangkut perdagangan manusia. (art)

Presiden Myanmar Htin Kyaw bersama Aung San Suu Kyi

Myanmar Diminta Tak Diskriminatif Terhadap Rohingya

Caranya mengubah secara radikal kebijakan dan praktik kekerasan.

img_title
VIVA.co.id
15 April 2016