RI Minta Myanmar Bebaskan 55 Nelayan Indonesia

Pagar di Perbatasan Myanmar-Bangladesh.
Sumber :
  • REUTERS/Minzayar
VIVA.co.id
Myanmar Diminta Tak Diskriminatif Terhadap Rohingya
- Pemerintah Indonesia melalui Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P Marsudi meminta kepada Myanmar untuk membebaskan 55 nelayan warga Indonesia yang ditahan di sana akibat melanggar wilayah perairan. Hal itu sebagai respons balik karena Pemerintah Indonesia telah memulangkan puluhan nelayan Myanmar dari Benjina, Kepulauan Aru, Maluku.

Tokoh Rohingya Sanjung Keramahan Warga Aceh Utara

Demikian ungkap juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir, pada Kamis, 21 Mei 2015 di kawasan Pejambon, Jakarta Pusat. Permintaan Indonesia itu disampaikan Retno di sela kunjungan bilateral di Myanmar pada hari ini.
Kemlu: RI Harus Bangga Bersedia Tampung Imigran


"Bu Menlu prihatin terhadap mereka dan meminta komitmen Pemerintah Myanmar untuk proses agar dikembalikan ke Indonesia," ujar Arrmanatha.


Menurut informasi dari Duta Besar RI untuk Myanmar, Ito Sumardi, 55 nelayan itu ditahan karena melanggar wilayah perairan mereka ketika tengah mencari ikan. Pemerintah Myanmar telah menjatuhkan hukuman penjara selama tiga tahun kepada 55 nelayan Indonesia itu.


Saat ini, mereka telah menjalankan delapan bulan masa tahanan di Myanmar. Menurut Ito, para nelayan tersebut hanya menangkap ikan saja dan tak mengetahui garis batas wilayah, karena kapal tersebut dikemudikan oleh nakhoda asal Thailand.


Kunjungan Retno ke Myanmar merupakan bentuk sikap persahabatan yang ditunjukkan oleh Indonesia. Ini kesempatan kali pertama mantan Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda itu berkunjung ke sana, kendati telah mengunjungi tujuh dari sembilan negara ASEAN.


Diplomat yang akrab disapa Tata itu menyebut kunjungan Retno ke Myanmar dengan membawa semangat
"we are ASEAN family"
. Alih-alih menekan Myanmar terkait isu imigran ilegal, Indonesia memilih untuk mendorong dan membawa semangat kekeluargaan kepada negara yang dipimpin junta militer itu.


"Saya bayangkan adik saya di rumah memperoleh hasil sekolah jelek. Saya tidak memarahi, tetapi mendorong untuk belajar lebih keras lagi. Sama saja dalam kasus ini, mereka memiliki tantangan dan terus kami dorong Myanmar untuk proses reformasi dan demokrasi serta menciptakan lingkungan kondusif bagi Rohingya," ujar Tata.


Dalam kesempatan itu, Tata kembali menjelaskan kebijakan RI terkait pengungsi Rohingya. Posisi Indonesia, dijelaskan Tata, tidak pernah mendorong balik perahu.


"Sebagai contoh, pada minggu lalu ada 583 orang imigran yang masuk ke kawasan Indonesia, kami tidak masukkan mereka ke dalam perahu, kami tidak menarik mereka ke laut kemudian kami lepas. Tetapi, kami terima dan bantu memberikan penampungan serta bekerja sama dengan berbagai organisasi internasional seperti UNHCR dan IOM," ucapnya menambahkan.



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya