Aturan Baru Jepang, Bakal Tak Bayar Lembur Pekerja

Ilustrasi pekerja Jepang
Sumber :
  • REUTERS/Lee Jae-Won
VIVA.co.id
Hilang di China, Pria Asal Inggris Ditemukan Tewas
- Kabinet Jepang yang dipimpin PM Shinzo Abe, telah menyetujui undang-undang (UU), yang membebaskan pekerja kerah putih dari aturan jam kerja. UU itu masih harus menunggu persetujuan dari parlemen.

Anies soal Tawaran Jadi Menteri di Kabinet Prabowo: Belum Ada yang Ngajak

Dikutip dari laman
Viral Video Transformasi Makeup Pengantin Jadi Sorotan Netizen
Malaysian Insider , Selasa, 26 Mei 2015, kematian akibat kelebihan jam kerja, merupakan persoalan umum yang terjadi sejak lama di Jepang, dikenal dengan istilah karoshi.


Namun, negara itu masih terus berusaha menghilangkan kewajiban membayar upah lembur, walau saat ini telah menjadi negara dengan tingkat kematian sangat tinggi, akibat kelebihan jam kerja.


Teruyuki Yamashita yang berusia 53 tahun, bekerja siang dan malam pada posisi senior di bidang penjualan. Dia melakukan banyak perjalanan bisnis ke luar negeri, dengan waktu tidur rata-rata kurang dari tiga jam sehari.


Enam tahun lalu, kerja keras membuatnya menderita pendarahan otak, membuatnya dirawat selama tiga pekan di unit perawatan intensif (ICU). Jiwanya selamat, tapi matanya menjadi buta.


Ada ratusan kasus karoshi, mulai dari stroke, serangan jantung bahkan bunuh diri, dilaporkan terjadi setiap tahun di Jepang. Tidak termasuk mereka yang menderita masalah kesehatan serius, seperti Yamashita.


Koji Morioka, profesor dari Universitas Kwansei Gakuin, mengatakan, pemerintah ingin membuat sistem, di mana perusahaan tidak perlu lagi membayar upah lembur pada pekerja.


Hampir semua perusahaan, dengan cepat mendukung UU baru itu, karena membuat mereka dapat menuntut produktivitas lebih tinggi dari pekerja, tanpa kewajiban memberikan kompensasi.


Shigeru Waki dari Universitas Ryukoku, mengatakan, tidak kurang dari 196 kematian dan kasus bunuh diri, tercatat akibat kelebihan jam kerja pada 2013. UU yang baru, diyakini akan semakin menambah tinggi jumlahnya.


Yamashita yang menderita kebutaan, menyatakan menyesal dengan kerja keras berlebihan, membuatnya kehilangan banyak hal yang sebenarnya menjadi tujuan dari semua kerja keras.


"Saya bahkan tidak dapat melihat anak-anak saya tumbuh besar, karena saya terlalu sibuk. Saya berharap (dulu) lebih memilih menjalani kehidupan bersama keluarga saya," ucapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya