Derita TKI Siti Nuraisah Tewas Disiksa Majikan di Saudi

Protes Eksekusi Mati Dua TKI, Puluhan Orang Demo Kedubes Arab Saudi
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ahmad Rizaluddin
VIVA.co.id
Cerita TKI Hong Kong Kena COVID-19 Ditelantarkan Majikan
- Nasib pilu kembali dialami buruh migran di luar negeri. Siti Nuraisah, TKI asal Cianjur yang telah bekerja sejak tahun 2008 lalu dilaporkan meninggal usai disiksa majikannya.

Kisah Perjalanan Para TKI Jadi Korban Kerja Paksa di Malaysia

Demikian isi keterangan tertulis yang diterima
Sebar Video Majikan Telanjang, TKI di Singapura Dibui 17 Bulan Penjara
VIVA.co.id dari staf Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri RI, Rahmat Aming Lasim pada Selasa, 26 Mei 2015. Kisah yang dialami Aisah sungguh berliku ketika bekerja di negara petro dollar itu.

"Aisah diberangkatkan oleh agen PT Youmba Biba Abadi ke Saudi di tahun 2008 lalu untuk bekerja dengan majikan bernama Ahmad bin Hamad Hamidani Al Jedani. Tetapi, Aisah kemudian dipindahkerjakan kepada Sulton Said Audoh Al Shahrani," ujar Aming melalui pesan pendek.


Selama bekerja dengan Ahmad, Aisah diberi gaji per bulan SR800 atau setara Rp2,8 juta. Sementara, Aisah bertahan bekerja dengan Ahmad selama sembilan bulan. Gaji selama sembilan bulan senilai SR7.200 atau Rp25 juta itu sempat dikirim kepada keluarga di Cianjur.


Hidup Aisah mulai berubah ketika Ahmad malah memindahkannya ke majikan lain yaitu Sulton Said Audoh Al Shahrani. Anehnya, Aisah bukan dipekerjakan di kediaman Sulton, melainkan di rumah orangtuanya yang terletak di kota Khamis Musheit.


Keanehan sudah mulai terlihat ketika baru tiba di rumah orang tua Sulton, barang-barang pribadi Aisah dan uang senilai SR2.300 atau Rp8,1 juta malah dirampas oleh majikan yang notebene Ibu Sulton. Bahkan, barang-barang pribadi dan uang itu tak pernah dikembalikan.


"Aisah mulai menerima tindak kekerasan dan diperlakukan secara tak layak oleh  majikan perempuan tetapi juga empat adik majikan sejak tahun 2009," kata Aming.


Tak hanya disiksa, tetapi, Aisah juga tak diberi makanan yang layak. Alhasil, berat badan wanita berusia 31 tahun itu turun drastis. Berat badannya diperkirakan saat itu kurang dari 25 kilogram.


Seakan belum cukup penderitaan Aisah, pada Jumat, 1 Mei, majikan perempuan menelepon seseorang. Tak lama, kemudian datang seorang laki-laki yang membawa Aisah.


"Ternyata Aisah diminta untuk bekerja di rumah laki-laki itu. Namun, karena kondisi fisiknya yang tak memungkinkan, Aisah tak dapat bekerja sebagaimana mestinya. Esok harinya, Aisah dikembalikan ke rumah majikan perempuan dan hanya ditinggalkan begitu saja di depan pintu," Aming menjelaskan.


Melihat kondisi Aisah yang sudah drop, keluarga majikan perempuan bukannya membawa ke rumah sakit tetapi malah lanjut menganiaya wanita asal Cianjur itu. Majikan perempuan akhirnya melarikan Aisah ke Rumah Sakit Umum Khamis Musheit untuk diobati.


"Aisah masuk ke rumah sakit pada tanggal 3 Mei 2015. Berdasarkan informasi rekam medis yang diterima KJRI Jeddah, terdapat tanda-tanda kekerasan dan tidak mendapat perlakuan yang layak. Selain berat badan yang di luar angka wajar, terdapat memar, luka-luka, goresan, penggumpalan darah di sekitar kepala hingga jari kaki, luka bakar di betis sebelah kanan, memar besar di bahu sebelah kiri, cacat di ujung kaki kanan, cacat di jari tangan keempat sebelah kiri, luka iritasi dan cacat di bawah telinga kanan," papar Aming.


Dengan kondisi yang demikian kritis saat dilarikan ke rumah sakit, saat itu Aisah masih tetap sadar, tetapi tak mampu berdiri dan berjalan. Usai dirawat lebih dari dua pekan, nyawa Aisah tak tertolong akibat luka yang dideritanya.


"Dia dinyatakan meninggal pada 19 Mei 2015 pada pukul 01.40 di RS Khamis Musheit. Pihak rumah sakit sebelumnya telah melaporkan kepada polisi majikan yang membawa Aisah karena telah mencurigai adanya tindak kekerasan," Aming menambahkan.


Kasusnya kini telah ditangani oleh polisi Saudi di bawah pimpinan Kapten Abdullah Husein Al Qahtani di Polsek Garb Khemis Musheit. Perwakilan Kemlu, Aming menjelaskan, telah mengabarkan kepada keluarga di Cianjur, mengenai meninggalnya Aisah.


Keluarga mengaku terkejut, karena selama ini tak pernah ada kontak dengan almarhumah Aisah.


"Keluarga juga mengaku tak pernah lagi dikirimi gaji selain sembilan bulan pertama bekerja," ujar Aming.


Aisah meninggalkan seorang suami dan seorang putri yang berusia 11 tahun.


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya