Polisi Malaysia Masih Identifikasi Jasad Kuburan Massal

Polisi Forensik Malaysia.
Sumber :
  • REUTERS/Damir Sagolj

VIVA.co.id - Polisi Malaysia masih terus bekerja untuk menentukan apakah jasad yang ditemukan di ratusan lokasi kuburan massal merupakan korban perdagangan manusia dari imigran ilegal.

Tokoh Rohingya Sanjung Keramahan Warga Aceh Utara

Pada pekan lalu, polisi Negeri Jiran menemukan 139 lokasi kuburan massal dan 28 kamp yang sudah tak lagi digunakan.

Harian Straits Times, Selasa, 26 Mei 2015 melansir pernyataan Polisi Nasional Malaysia, Khalid Abu Bakar yang menyebut sisa jasad telah diangkat.

Tetapi, hingga kini masih belum diketahui dengan jelas masih ada berapa banyak lagi jasad yang terkubur di area itu. Lokasi ditemukannya kuburan massal sangat terpencil, sulit untuk dicapai, berkelok-kelok dan dikelilingi pegunungan.

"Ini benar-benar membuat saya sedih. Bahkan, jika yang ditemukan hanya satu kuburan, tetap akan dianggap sebagai perdagangan manusia dan di sini kami menemukan 139 lokasi kuburan," kata Tan Sri Khalid ketika memberikan keterangan pers di bagian utara negara bagian Perlis.

Sejak tanggal 11 Mei hingga Sabtu pekan lalu, personel polisi mencari di area sepanjang 49,5 kilometer dan terpecah ke dalam sektor A hingga C. Ke-139 kuburan massal dan 28 kamp, serta jasad yang membusuk ditemukan di sektor A. Area tersebut sangat curam dan berbukit.

"Salah satu dari kamp berukuran besar dan bisa menampung 300 orang. Sementara kamp lainnya bisa menampung 100 orang. Sisanya berukuran lebih kecil, antara 10 hingga 20 orang," papar Khalid.

Jarak antara satu kamp dengan kamp lainnya mencapai 3 kilometer. Sementara, dua atau tiga kamp terlihat diabaikan lebih dari satu tahun lalu.

Ketika ditanya mengapa polisi Malaysia tak menemukan kamp itu lebih awal, Khalid mengatakan area kamp tersebut tidak masuk ke dalam wilayah patroli mereka lantaran sulit dijangkau.

"Kami tidak berpatroli di sini, yang berbukit dan kami tak memiliki informasi mengenai orang-orang yang memasuki wilayah kami secara ilegal dari sana. Tidak ada juga jalan di area tersebut untuk aktivitas penyelundupan," Khalid menjelaskan.

Penemukan kamp dan kuburan massal di Malaysia tak lama setelah petugas keamanan Thailand menemukan kuburan serupa. Khalid menyebut, sejak saat ini intelijen kedua negara saling bertukar informasi dan memulai pemeriksaan dari sana.

Dalam akun resmi Facebooknya, Khalid turut menambahkan telah menahan 86 orang sejak tahun lalu dengan menggunakan UU Anti Perdagangan Manusia dan Anti Penyelundupan Imigran.

Menteri Dalam Negeri Malaysia, Ahmad Zahid Hamidi mengatakan otoritas Negeri Jiran terus bekerja sama secara erat dengan mitra dari Thailand untuk menentukan apakah jasad yang ditemukan di kuburan massal merupakan korban perdagangan manusia.

Kemlu: RI Harus Bangga Bersedia Tampung Imigran

Uji coba juga akan dilakukan untuk mencari tahu apakah mereka imigran ilegal Rohingya atau Bangladesh.

Sebelumnya, Ahmad membantah adanya keberadaan kamp penahanan imigran ilegal usai 30 jasad ditemukan di bagian selatan Provinsi Songkhla, Thailand.

Perdana Menteri Najib Tun Razak di akun Facebooknya mengaku khawatir dan prihatin terhadap penemuan kuburan massal itu. Dia berjanji akan menangkap pihak yang bertanggung jawab terhadap temuan tersebut. (ase)

Presiden Myanmar Htin Kyaw bersama Aung San Suu Kyi

Myanmar Diminta Tak Diskriminatif Terhadap Rohingya

Caranya mengubah secara radikal kebijakan dan praktik kekerasan.

img_title
VIVA.co.id
15 April 2016