Thailand Izinkan AS Lakukan Penerbangan Pengintaian

Seorang anak sedang memperhatikan menu makan siang.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Reuters
VIVA.co.id
Myanmar Diminta Tak Diskriminatif Terhadap Rohingya
- Pemerintah Thailand akhirnya mengizinkan Amerika Serikat menerbangkan pesawat pengintai di teritori udara Negeri Gajah Putih itu untuk mencari lagi sisa perahu yang membawa imigran ilegal yang terapung-apung di Laut Andaman. Izin tersebut diberikan oleh Wakil Perdana Menteri Thailand pada hari ini.

Tokoh Rohingya Sanjung Keramahan Warga Aceh Utara

Dikutip dari kantor berita
Kemlu: RI Harus Bangga Bersedia Tampung Imigran
Reuters , Jumat, 29 Mei 2015 melansir, permintaan itu disampaikan oleh asisten Menteri Luar Negeri Negeri Paman Sam, Anne Richard di tengah kehadirannya dalam konferensi untuk mengatasi isu krisis kemanusiaan.


Biasanya, Angkatan Laut AS beroperasi di luar wilayah Subang, Malaysia dan informasi yang mereka peroleh dibagikan ke mitra regional.


Kendati telah diminta oleh AS beberapa hari sebelumnya, namun Thailand tak langsung memberi lampu hijau. Sejumlah media kemudian mengaitkan dengan ketegangan hubungan AS dan Thailand pasca terjadi kudeta militer pada tahun lalu. Alhasil, AS sempat menghentikan bantuan militer bagi AS.


Beberapa pejabat tinggi Thailand terdengar mulai jengkel dengan seruan AS untuk membantu pengungsi Rohingya. Dalam sebuah pertemuan darurat antara Indonesia, Malaysia dan Thailand, Negeri Gajah Putih memang menawarkan bantua kemanusiaan, tetapi tidak dalam bentuk penampungan.


Pemerintah Thailand beralasan telah menampung lebih dari 100 ribu pengungsi sebagian besar dari etnis kelompok Myanmar lainnya.


Kedutaan Besar Thailand di Washington pada Kamis kemarin menyebut AS memang telah menginformasikan mengenai kerja sama peneberbangan pemantauan. Pasti akan disambut dengan senang hati jika dilakukan sesuai operasi kendali Thailand.


Militer Thailand telah membuat pusat opearasi untuk melakukan pemantauan udara dan laut serta menyediakan bantuan kepada para imigran ilegal.


"Saya ingin menekankan bahwa Thailand belum menolak permintaan tersebut. Itu merupakan permintaan yang baik tetapi kami juga perlu mempertimbangkan keamanan nasional," kata Menlu Tanasak.


Sementara, kelompok advokasi yang berbasis di AS, Persatuan untuk Akhiri Genosida, menyerukan para peserta pertemuan di hari Jumat ini bisa menggambarkan ancaman genosida terhadap keluarga Rohingya yang kerap diserang oleh etnis dan kerap diperlakukan diskriminatif, membuat mereka kabur ke bagian barat Rohingya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya