Kota Ini Tawarkan Cara Atasi Gelombang Panas di India

Seorang pekerja mencuci wajahnya di area konstruksi
Sumber :
  • REUTERS/Munish Sharma

VIVA.co.id - Sebuah kota di India, menawarkan sebuah cara untuk mengatasi gelombang panas yang menewaskan sekitar 1.300 orang di negara itu. Menurut perwakilan sebuah organisasi Dewan Pertahanan Sumber Daya Alam (NRDC), Anjali Jaiswal, meningkatnya suhu di negara itu menandai perlunya rencana adaptasi terhadap panas oleh warga sekitar.

Dikutip dari kantor berita Reuters, Jumat 29 Mei 2015, salah satu kota di India, Ahmedabad, memiliki rencana aksi untuk mengatasi bencana gelombang panas. Selain itu, mereka juga memiliki sistem peringatan dini untuk mengurangi efek kesehatan dari stres yang diakibatkan panas.

"Dengan adanya sistem peringatan dini terhadap panas, maka dapat meningkatkan daya tahan masyarakat lokal untuk meningkatkan suhu. Rencana aksi melawan panas ini dibuat khusus untuk membantu melindungi masyarakat yang rentan dalam menghadapi bencana tersebut," kata Anjali.

Rencana tanggap bencana gelombang panas dibuat kota Ahmedabad, usai kejadian serupa melanda area tersebut pada Mei 2010 lalu. Akibatnya, lebih dari 1.300 penduduk dilaporkan tewas.

Salah satu informasi yang masuk ke dalam rencana aksi yaitu pemetaan area dengan masyarakat yang berisiko tinggi terhadap gelombang tinggi. Pemerintah kota juga membuat program kewaspadaan publik mengenai risiko suhu tinggi dan memasang area pendingin di beberapa tempat umum, kuil, dan pusat perbelanjaan. Khususnya, di musim kemarau yang menyengat.

Informasi mengenai risiko gelombang panas telah disebarluaskan oleh Pemerintah Kota Ahmedabad, melalui berbagai media elektronik seperti televisi, radio, dan koran. Selain itu, juga melalui berbagai platform lain seperti pesan pendek WhatsApp.

Informasi awal yang disampaikan melalui berbagai media itu, antara lain tidak bepergian ke luar rumah pada siang hari, banyak mengonsumsi air minum, dan cara antisipasi jika warga mengalami demam, atau pusing.

Suhu udara yang tinggi dapat menyebabkan dehidrasi, kehausan, sengatan panas, memburuknya penyakit jantung, dan penyakit pernafasan. Warga juga diminta untuk memprediksi suhu udara yang tinggi melalui rumah sakit, kelompok masyarakat, media, dan beberapa badan pemerintah.

Sementara itu, para pekerja kesehatan telah dilatih untuk mengenali gejala stres, karena suhu udara tinggi dan memastikan ruang instalasi darurat, serta ambulans siap digunakan. Selain itu, ruangan tersebut dilengkapi dengan es, agar suhu udara tak begitu panas.



Bisa ditiru

Cara demikian bisa ditiru oleh negara bagian Andhra Pradesh, Telangana, dan New Delhi, karena menjadi area yang paling panas. Suhu udara, bahkan mencapai lebih dari 46 derajat celcius.

Gelombang panas yang terjadi di India, karena adanya perubahan iklim yang siginfikan.

Menurut prediksi dari Dewan Antar Pemerintah PBB mengenai perubahan iklim, kenaikan tingkat suhu menyebabkan permukaan air laut naik hingga 82 sentimeter.

Belum Bayar Utang Rp30 Ribu, Suami Istri Dibunuh

Hal itu disebabkan es yang mencair dan meluasnya suhu udara yang hangat. Bahkan, telah mengancam keberadaan kota-kota di tepi laut mulai dari Shanghai hingga ke San Fransisco.

Cuaca yang lebih ekstrem dan lebih sering terjadi telah diprediksi, sehingga menyebabkan beberapa negara rawan bencana seperti India dalam risiko besar.

Pada bulan Mei dan Juni, menjadi bulan-bulan yang paling panas di India. Ahli meteorologi mengatakan, suhu udara bisa mencapai lebih dari 40 derajat celcius. Bahkan, dalam dua minggu terakhir suhu udara mencapai 45 derajat celcius.

Pada Rabu kemarin, suhu udara menembus angka 47 derajat celcius, enam derajat di atas suhu normal. Ratusan orang tewas, akibat terkena sengatan panas. Salah satunya di Distrik Khammam, di negara bagian Telangana yang menewaskan 340 orang.

Di negara bagian Odisha, jalan-jalan kosong, lokasi konstruksi tidak terurus, dan kantor-kantor separuhnya kosong jika di siang hari. Sebab, suhu udara menyentuh angka 46,5 derajat celcius.

"Situasi di sini sangat mengerikan. Bahkan, saking mengerikannya, kami tidak bisa tinggal di dalam rumah, atau keluar," kata seorang pengayuh becak, Debaria Bagh. (asp)

Warga India selfie bareng singa

Selfie di Depan Singa, Denda Rp3 Juta

Padahal sudah ada larangan. Tetap saja ada yang nekat.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016