Bugil, Empat Turis Asing Dipenjara

Turis berfoto tanpa busana di Gunung Kinabalu
Sumber :
  • The Star
VIVA.co.id
Gunung Ditutup untuk Turis Gara-gara Wanita Telanjang
- Empat turis asing yang berpose bugil di Gunung Kinabalu, Malaysia dijatuhi hukuman penjara selama tiga hari dan denda. Hukuman itu diberikan dalam sesi persidangan yang berlangsung pada Jumat kemarin. 

Turis Asing Senang Berpose Bugil, Ini Penyebabnya
BBC edisi Jumat, 12 Juni 2015 melansir, keempat turis yang dijatuhi hukuman bui yakni satu turis Inggris atas nama Eleanor Hawkins, dua turis asal Kanada yang juga kakak beradik, Lindsey Peterson dan Danielle Peterson serta satu turis Belanda, Dylan Snel. Keempatnya dijatuhi hukuman penjara hanya selama tiga hari dan denda sebesar 5.000 Ringgit Malaysia atau setara Rp17 juta. 

Berpose Bugil di Kinabalu, Turis Inggris Minta Maaf
Mereka dianggap telah dianggap menggangu ketertiban umum dengan berpose bugil di puncak Gunung Kinabalu pada 30 Mei lalu. Beberapa hari kemudian, gempa bumi berkekuatan 6,0 skala richter mengguncang Gunung Kinabalu dan menewaskan 19 orang. 

Warga setempat yang mengetahui adanya aksi foto bugil itu geram dan menimpakan kesalahan kepada kelompok turis asing tersebut. Warga lokal menganggap arwah leluhur yang bersemayam di gunung tersebut marah lantaran perbuatan yang tak pantas dari turis tersebut. 

Hukuman penjara itu berlaku sejak tanggal 9 Juni lalu. Artinya, mereka kini sudah bisa meninggalkan Malaysia. 

Menurut laporan koresponden BBC di Malaysia, Jennifer Park, yang turut mengikuti jalannya persidangan, keempat turis tersebut kini tengah menanti untuk bisa membayar denda kemudian mereka akan segera dideportasi ke negara masing-masing. Pengacara Eleanor, Ronny Cham, kliennya sudah dibebaskan dari tahanan polisis sejak hari Jumat. Dokumen pembebasannya pun sudah selesai diurus. Seharusnya, Eleanor sudah bisa kembali ke Inggris hari ini. 

Ayah Eleanor, Timothy mengatakan hukuman yang diterima putrinya sudah sesuai dan adil. Tetapi, Timothy mengaku tak puas dengan perlakuan yang diterima putrinya, karena dianggap cukup buruk. Selain itu, pemberitaan media mengenai kasus ini cukup luas. 

"Jelas, dia merasa sangat trauma. Eleanor tahu apa yang dia lakukan keliru dan tak menunjukkan rasa hormat. Oleh sebab itu, dia meminta maaf dan menyesal jika perbuatannya telah menyinggung warga lokal Malaysia," papar Timothy. 

Pemberitaan Berlebihan

Sementara, di dalam Malaysia, publik mengkritik pemberitaan media asing mengenai kasus ini. Banyak media asing menjadikan kasus ini sebagai tampilan depan, namun dengan nada mengejek. 

Salah satu tabloid Inggris misalnya, dikritik karena lebih mengedepankan kisah turis asing itu ditahan karena diduga menjadi penyebab dari gempa bumi ketimbang perbuatan tak senonoh yang telah mereka lakukan. Harian Daily Express menuding beberapa media asing sengaja membuat judul sensasional. Sementara, harian Malaysia, The Star, menuding beberapa laporan yang menuding Eleanor dan ketiga turis asing ditahan karena telah membuat Dewa di gunung marah, tak sepenuhnya tepat. 

Menteri Pariwisata, Masidi Manjun, mengatakan perbuatan mereka itu dianggap telah melanggar hukum dan norma setempat, terlepas apakah terjadi gempa bumi atau tidak. Masidi turut mengakui pemberitaan media asing cenderung memutar balikkan fakta yang ada. 

"Saya tidak tahu apakah ini sengaja dilakukan untuk mentertawakan kami, atau justru mereka yang tak bersedia untuk menghormati lokal dan budaya tradisional yang kami miliki," kata Masidi. 

Dalam persidangan kemarin juga terungkap, keempat turis itu tak memaki pemandu dengan menggunakan kata kasar seperti "tutup mulut" atau "pergi ke neraka" seperti yang dituduhkan oleh jaksa penuntut. Mereka naik ke puncak Gunung Kinabalu untuk melihat matahari terbit pada tanggal 30 Mei lalu. Namun, tiba-tiba salah satu dari mereka menantang untuk melepas pakaian di puncak gunung tersebut. 

Pengacara turis asing mengatakan, mereka mengabaikan permintaan si pemandu agar tak melepas pakaian mereka. Ronny mengakui perbuatan kliennya telah membuat malu dan merusak nama baik mereka sendiri serta negara asalnya. 

Dia juga meminta kepada hakim agar tak menjadikan kasus ini sebagai contoh, sebab luasnya pemberitaan media telah membuat mereka cukup trauma.

Kini, polisi masih memburu enam turis asing lainnya. 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya