Ratusan Imigran Ilegal Menanti Dipulangkan ke Bangladesh

Para pengungsi Bangladesh yang dipulangkan dari Myanmar
Sumber :
  • REUTERS/Soe Zeya Tun
VIVA.co.id
Myanmar Diminta Tak Diskriminatif Terhadap Rohingya
- Ratusan imigran ilegal yang sempat diselamatkan oleh Angkatan Laut Myanmar tengah menanti untuk dipulangkan ke Bangladesh. Padahal, ada sebagian dari mereka yang merupakan warga Rohingya yang bermukim di negara bagian Rakhine. 

Tokoh Rohingya Sanjung Keramahan Warga Aceh Utara
Stasiun berita Channel News Asia, Rabu, 17 Juni 2015 melansir pemulangan ini merupakan tindak lanjut dari 150 imigran ilegal yang dikirim ke Bangladesh. Tidak semua imigran ilegal ingin dikirim ke Bangladesh. 

Kemlu: RI Harus Bangga Bersedia Tampung Imigran
Justru tujuan awal mereka kabur dari kamp pengungsi di negara bagian Rakhine, Myanmar, karena ingin mencari pekerjaan yang layak seperti di Indonesia dan Malaysia. Salah satu imigran yang bermimpi seperti itu yakni, Ya Ya Khant. 

Pria berusia 25 tahun itu telah tinggal di kamp Orang Terusir (IDP) di Rakhine selama beberapa waktu. Ya Ya ingin penghidupan yang lebih baik bagi dirinya sendiri. 

"Kami tidak hidup dengan baik. Tidak ada pekerjaan di kamp-kamp pengungsi. Oleh sebab itu kami memilih untuk kabur ke Malaysia," kata Ya Ya. 

Dia melanjutkan, hidup atau mati, Ya Ya ingin tetap ke Negeri Jiran. Sebab, di Rakhine mereka tak memiliki pekerjaan. 

"Kami tahu kami harus bekerja enam bulan hanya untuk memperoleh gaji senilai US$2.000 atau setara Rp26 juta (dana itu digunakan untuk membayar penyelundup). Kami juga bisa mengirimkan sebagian uang itu ke keluarga kami usai enam bulan bekerja," ujar Ya Ya. 

Oleh sebab itu, dia tetap nekat ingin pergi ke Malaysia. Pemerintah Myanmar mengatakan, sisa 700 imigran ilegal ini akan menjadi gelombang selanjutnya yang dikirim ke Bangladesh. Saat ini, mereka masih berada di tempat penampungan sementara. 

Namun, usai mengetahui akan dikirim ke Bangladesh, Ya Ya hanya ingin kembali ke kamp IDP dan menyampaikan kepada keluarga bahwa dia masih hidup. Sementara itu, Pemerintah Myanmar tetap tak percaya, orang-orang seperti Ya Ya terpaksa meninggalkan Myanmar karena dikucilkan. 

"Walaupun kami mencoba untuk menghentikan penyelundupan dan perdagangan, mereka akan tetap meninggalkan area tersebut atas keinginan pribadi," ujar Menteri Negara Bagian Rakhine, Maung Maung Ohn. 

Baginya, tak masuk akal jika imigran ilegal kabur dari kamp di Myanmar, karena pemerintah menyiksa mereka. 

"Kami memang memiliki titik kelemahan, tetapi bukan itu penyebab utama mereka kabur," Maung Maung menambahkan. 

Sebagian dari mereka memilih kabur karena ingin mencari pekerjaan di negara lain. Sementara, sisanya kabur karena ditipu agar mau pergi. 

Beberapa imigran ilegal lainna merasa tak sanggup untuk menjalani hidup dengan begitu banyak batasan. Tetapi, satu hal bagi mereka tetap jelas yaitu, masa depan mereka tetap tak pasti. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya