Ini Motif Penembakan di Gereja Charleston

Tersangka penembakan di Gereja Charleston
Sumber :
  • REUTERS/Jason Miczek
VIVA.co.id
Wanita Tembak Diri Sendiri Saat Pose Snapchat
- Tersangka pelaku penembakan di Gereja Charleston, Dylann Roof, diduga menggunakan senjata yang diberikan oleh Ayahnya sebagai hadiah ulang tahun ke-21. Informasi itu diperoleh dari seseorang yang mengaku sebagai paman Roof, Carson Cowles. 

Penembakan Brutal di Texas, 1 Tewas 3 Luka Parah
Dikutip dari kantor berita Reuters, Kamis, 18 Juni 2015, senjata yang diberikan Ayah Roof yakni senapan tangan kaliber-45 dan diberikan pada April lalu. 

Penembakan Terjadi Dekat Gedung Putih
"Saya tidak bisa mengatakan apa pun untuk kejadian itu. Tidak ada satu pun di keluarga saya yang menduga hal tersebut bisa terjadi," kata Cowles melalui telepon. 

Hanya sedikit informasi yang bisa diperoleh media mengenai pemuda berkulit putih itu. Diduga kebencian terhadap kaum kulit hitam mendorong Roof tega menembak mati sembilan jemaat gereja. 

Motif kebencian itu terlihat jelas ketika dalam foto di akun Facebook yang diduga milik Roof, terlihat dia mengenakan sebuah jaket yang terdapat bendera apartheid di era rezim diskriminatif di Afrika Selatan. Dia juga mengenakan jaket yang terdapat bendera Rhodesia atau yang sekarang disebut Zimbabwe. 

Kedua negara itu sempat dipimpin oleh pemimpin kulit putih. Sementara, banyak teman Facebook di akun Roof berkulit hitam. 

Dalam dokumen pengadilan, Roof pernah ditangkap sebelumnya dalam dua peristiwa berbeda. Pertama ketika di sebuah pusat perbelanjaan di awal tahun ini karena tuduhan penyalahgunaan narkoba dan kedua menerobos wilayah orang lain tanpa izin. 

Menurut informasi dari dua sekolah tempat Roof menuntut ilmu, tidak ada informasi bahwa pemuda itu pernah menamatkan pendidikannya. Ibu Roof, Amy, menolak untuk berkomentar ketika dihubungi melalui telepon. 

"Kami tidak akan pernah bersedia diwawancarai," kata Amy sebelum menutup telepon. 

Ketika ditangkap polisi di North Carolina, tersangka tengah membawa sebuah senjata tangan. Menurut Kepala Polisi, Greg Mullen, Roof menyerah tanpa melakukan perlawanan ketika ditangkap otoritas berwenang. 

Menurut keterangan polisi, penembakan yang terjadi pada Rabu malam berlangsung satu jam usai Roof ikut bergabung dalam sebuah kelompok studi Alkitab di gereja. Dia disambut dengan hangat oleh jemaat, karena hanya Roof satu-satuya jemaat berkulit putih di gereja itu. 

Tetapi, tiba-tiba dia melepaskan tembakan ke korban yang duduk di samping dia. 

Menurut keterangan sepupu salah satu korban, Sylvia Johnson, penembak sempat mengisi ulang senjatanya sebanyak lima kali kendati jemaat telah meminta pelaku untuk berhenti. 

"Dia mengatakan, 'saya harus melakukannya. Kalian telah memperkosa wanita kami dan mengambil alih negara kami'," ujar Johnson menirukan kalimat Roof. 

Roof ditangkap usai polisi melakukan perburuan selama 14 jam di sebuah kota kecil di North Carolina yang berjarak sekitar 350 kilometer dari lokasi penembakan. 

Hari ini rencananya pengadilan akan menggelar sidang dengar kasus Roof. Pemuda berusia 21 tahun itu akan ikut bergabung melalui video di area penahanan di Charleston. 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya