Sumber :
- VIVA.co.id/Zulkarnaini
VIVA.co.id
- Australia dinilai hanya mengedepankan kepentingan negaranya dan tidak benar-benar berkomitmen dalam hal menangani imigran gelap dan perdagangan manusia.
Demikian diungkapan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, usai pertemuan antara Dubes Australia, Paul Grigson dengan Menlu RI, Retno Marsudi, Jumat 19 Juni 2015.
"Terlepas dari komitmen untuk bekerja sama dari pihak Australia terkait
people smuggling
, tapi indikasi di lapangan tidak seperti itu," kata Arrmanatha, di Gedung Palapa, Kemenlu, Jakarta.
Menurut Arrmanatha, persoalan imigran gelap dan perdagangan manusia tidak bisa dilakukan Indonesia sendiri. Perlu kerja sama antar negara-negara di regional.
Baca Juga :
Menkumham: Indonesia Kewalahan Hadapi Imigran
Baca Juga :
Kapal Terbalik, Lima Migran Tenggelam di Yunani
Baca Juga :
Yunani akan Kirim Kembali Migran ke Turki
"Dengan niat baik kita meminta klarifikasi dan informasi dari Australia," kata dia.
Sebelumnya, dalam beberapa laporan media massa Australia, disebutkan bahwa pekan lalu petugas Australia membayar penyelundup pengungsi sebesar 40.000 dolar Australia untuk mencegah kapal itu masuk ke perairan Australia dan kembali ke Indonesia. (ase)
Halaman Selanjutnya
"Dengan niat baik kita meminta klarifikasi dan informasi dari Australia," kata dia.