Sumber :
- REUTERS/Akhtar Soomro
VIVA.co.id
- Gelombang panas melanda Karachi, kota terbesar di Pakistan dan beberapa distrik di selatan Provinsi Sindh, telah mengakibatkan sedikitnya 122 orang tewas, hanya dalam dua hari, sejak Sabtu pagi, 20 Juni 2015.
Dikutip dari laman
Channel News Asia
, Senin, 22 Juni, otoritas kesehatan Saeed Mangnejo mengatakan, pemerintah provinsi telah menetapkan status darurat di semua rumah sakit.
Jadwal libur dokter dan staf medis ditiadakan, pasokan obat ditingkatkan, untuk mengantisipasi jumlah pasien yang terus berdatangan ke rumah sakit, dengan temperatur tercatat mencapai 45 derajat Celcius.
Cuaca panas terburuk di Karachi adalah 47 derajat Celcius, yang terjadi pada Juni 1979. Seemin Jamali, kepala departemen darurat di RS Jinnah, mengatakan lebih dari 100 orang tewas di RS itu.
"Mereka semua meninggal karena gelombang panas," kata Jamali. Pejabat Pakistan mengatakan korban meninggal tercatat 122 orang, hanya dalam dua hari sejak Sabtu hingga Minggu, 21 Juni.
Departemen Meteorologi Pakistan menyebut temperatur akan menurun, dalam beberapa hari mendatang, tapi para dokter telah menyarankan publik menghindari paparan langsung sinar matahari.
Baca Juga :
ISIS Eksekusi 94 Pelanggar Selama Ramadhan
Sharif mengatakan tidak akan memberi toleransi, pada kurangnya pasokan listrik selama Ramadhan.
Halaman Selanjutnya