Potongan Kepala Tergantung di Pagar Pabrik di Prancis

Pabrik gas Air Products Saint-Quentin-Fallavier, Prancis
Sumber :
  • REUTERS/Emmanuel Foudrot
VIVA.co.id
Gelar Operasi Antiteror, Polisi Kanada Lumpuhkan Tersangka
- Seorang pria dipenggal dalam sebuah serangan teroris di sebuah pabrik gas milik Amerika Serikat, Air Products, yang berada di dekat Lyon, tenggara Prancis. Kepala korban kemudian ditutupi dengan pesan dalam tulisan Bahasa Arab dan digantung di pagar pabrik. 

Bertemu Menteri Australia, Yasonna Bahas Soal Terorisme
Laman Dailymail, Jumat 26 Juni 2015 melansir di dekat jasad korban ditemukan dua bendera milik kelompok militan Islam. Serangan tersebut selain menyebabkan satu korban tewas, turut melukai beberapa pekerja di pabrik tersebut. 

UEA: Teroris Sebarkan Radikalisme Lewat Video Game
Korban tewas diketahui berusia 50 tahun dan pemilik perusahaan jasa antarbarang yang kerap mengirim produknya ke Pabrik Air Factory. Presiden Prancis, Francois Hollande, yang berbicara dari Brussel mengatakan serangan teror itu dimulai ketika sebuah mobil menabrak pintu pagar pabrik dan tabung gas, akibatnya terjadi sebuah ledakan. 

"Tidak diragukan lagi tujuannya untuk menyebabkan sebuah ledakan," ujar Hollande yang menyebut serangan itu sesuai dengan ciri-ciri terorisme.

Sementara seorang saksi mata yang dikutip stasiun berita BFMTV melihat satu kelompok pria membawa bendera kelompok militan Islam dan memaksa masuk ke pabrik, memenggal seseorang dan menyasar tank gas. Harian Le Monde mengutip informasi seorang sumber, dua orang sempat menerobos masuk ke dalam bangunan pabrik dengan kendaraan, sehingga mengakibatkan ledakan. 

Cara pelaku mengeksekusi korban mencerminkan praktik kelompok Islamic State of Iraq and al Sham (ISIS) terhadap tawanan. Mereka sengaja memajang kepala yang telah dipenggal agar semua orang bisa melihat. 

Seorang pejabat berwenang mengatakan terdapat dua bendera masing-masing berwarna putih dan hitam dengan tulisan Arab ditemukan di sekitar jasad. Dari foto yang diambil di lokasi menyebut bendera itu kemungkinan dibuat secara rumahan dan menggunakan cat. 

Hollande mengatakan seorang tersangka telah ditahan dan tengah dimintai keterangan. Pelaku diketahui bernama Yassin Salhi. 

Menteri Dalam Negeri, Bernard Cazeneuve, mengatakan tersangka berasal dari pinggiran kota Lyon dilaporkan kerap berhubungan dengan kelompok fundamental Salafist. Laporan intelijen mengenai Salhi tertulis di tahun 2006 lalu, tersangka juga pernah ditahan lantaran menyebarkan paham ekstremis. Tetapi, laporan itu tidak diperbarui di tahun 2008 lalu. 

"Dia telah berada dalam pengawasan, tetapi dia tidak diketahui terlibat dalam tindakan teroris apa pun. Dia juga tak memiliki catatan kriminal. Otoritas Prancis tengah menyelidiki orang lain yang diduga menjadi kaki tangannya," kata Cazeneuve. 

Dia menambahkan elemen berbahaya lainnya telah dinetralisir segera usai tindak kejahatan tersebut dilakukan. Arti tulisan Bahasa Arab di bendera belum diperiksa. 

Kantor jaksa penuntut Paris mengatakan tengah membuka penyelidikan terhadap serangan itu. Usai kejadian ini, Hollande meminta agar rencana terhadap tindakan anti-teror ditingkatkan hingga ke titik maksimum hingga tiga hari mendatang. Pasukan pengamanan tambahan akan dikerahkan ke beberapa lokasi seperti stasiun kereta, area pabrik dan lokasi lainnya yang rentan. (one)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya