China Akan Mempertahankan Klaim Maritimnya

Kepulauan Spratly di Laut China Selatan.
Sumber :
  • REUTERS/Rolex Dela Pena/Pool

VIVA.co.id - Menteri Luar Negeri China Wang Yi, mengatakan tidak akan mengubah klaim atas kepulauan Nansha di Laut China Selatan. Sebab, hal itu berarti akan mempermalukan leluhur mereka.

Wang Yi yang dikutip Reuters, Sabtu, 27 Juni 2015, juga menegaskan bahwa dengan tidak mempertahankan kedaulatan, akan mempermalukan anak-anak (generasi muda) China.

"Seribu tahun lalu, China merupakan bangsa maritim yang besar. Jadi tentu saja China merupakan negara pertama yang menemukan, menggunakan dan memerintah atas kepulauan Nansha," ujarnya.

Klaim China atas Nansha saat ini menjadi sumber ketegangan, dengan beberapa negara di Asia Tenggara seperti Filipina, Vietnam dan Malaysia. Tapi suara paling keras datang dari Amerika Serikat (AS).

AS berulangkali berusaha memprovokasi negara-negara di Asia Tenggara, untuk bersikap tegas terhadap China, dalam konflik perebutan wilayah karang yang diklaim dengan nama Spratly oleh AS.

"Kedaulatan China atas kepulauan Nansha tidak bertambah luas, dan tidak akan berkurang, atau kami tidak akan dapat menghadapi pendiri dan leluhur kami," kata Yi.

Berbicara di depan akademisi dan pejabat, Yi menyebut China tidak dapat menghadapi anak dan cucu, jika invasi gradual dan inkremental atas kedaulatan China dibiarkan berlanjut.

"China dalam kenyataannya adalah korban terbesar," ujar Yi.

Tiongkok Bangun Hanggar Pesawat di Laut China Selatan

Dia menegaskan, reklamasi di Nansha merupakan langkah penting, untuk meningkatkan kondisi kehidupan yang sudah dilakukan sejak 1970-an.

Salah satu wilayah sengketa di Laut China Selatan.

Vietnam Kirim Peluncur Roket ke Laut China Selatan

"Kepulauan Spratly adalah hak sah kami untuk mempertahankannya".

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016